Wednesday, March 21, 2012

AGAMA BUDDHA DI SRILANKA


 AGAMA BUDDHA DI SRILANKA
            Diawali pada akhir abad 18 dan sampai sekarang ini para sarjana melakukan studi mengenai raja Asoka dan melakukan penelitian yang bertujuan untuk membaca dan membuat inter prestasi yang pertama kali pada tahun 1837 prince menerbitkan buku yang berisi salah satu prasasti pilar delhi tapra.
             Prasasti  dari Kandahar yang memilki dua versi bahasa yaitu bahasa Yunani dan bahasa Aramik yang memberikan gambaran pada kita bahwa kekuasaan Asoka mencapai  wilayah barat .Ada dua kegiatan yang di lakukan Asoka yaitu kegiatan dalam bidang agama yang menyangkut kegiatan sosial dan kegiatan mengendalikan kerajaan yang luas dengan sistem “ isentralisasi “ pada wilayah yang di pimpin oleh seorang Kumara ( Arya putra )
Perkembangan Agama Buddha ke Sri lanka diawali dengan pemerintahan Raja  Asoka diIndia pada abad ke 3 SM.Masuknya Agama Buddha ke Sri Lanka diawali dengan hubungan persahabatan antara Raja Asoka dengan Raja Devanampiya Tissa dari Sri Lanka,hubungan semula bersifat politis, lama kelamaan berkembang menjadi hubungan keagamaan.Berdasarkan sumber Literatur dan Arkelogi, secara resmi masuknya Agama Buddha ke Sri Lanka dimulai dengan datangnya sekelompok Bhikkhu yang dipimpin oleh Bhikkhu Mahinda yang merupakan putra Raja Asoka.
                      A. KEDATANGAN BHIKKHU MAHINDA.
Bhikkhu Mahinda  ditemani oleh beberapa Bhikkhu, terbang di udara dengan mengunakan ABHINNA berangkat dari Vessagiri dan turun di Silakuta di bukit Missaka.Bhikkhu Mahinda bertemu dengan Raja Devanampiya Tissa di sebuah bukit, pada  awalnya raja ini merasa takut dan akhirya memeluk agama Buddha dengan 40.000  pengikutnya.Berita kedatangan DHAMMADUTA dan berubahnya keyakinan raja berserta para pengikutnya terdengar sampai keluar negri,dan orang-orang datang memenuhi pagar istana  keantusiasan raja ini membuat para umat mendapat kesempatan lebih luas untuk mendengarkan ajaran.Penjelasaan DHAMMA yang begitu terperinci sangat berkesan sehingga semua yang mendengarkan menjadi yakin akan ajaran SANG TATHAGATA, Bhikkhu Mahinda mendirikan Sangha dan Sasana  yang akhirnyamenjadi pusat keagamaan didunia
.Relik Sang Buddha diperoleh dari raja Asoka dan disimpan di Thuparama Dagoba yang merupakan bangunan pertama kali dikota suci Anuradhapura.Persembahan taman Maha Meghavana kepada anggota Sangha  oleh raja adalah salah satu kejadian yang sangat penting, damana di bangun Mahavihara dan pusat pendidikan agama buddha.para alumi dan sarjanah yang sudah di didik  di kirim menjadi DHAMMADUTA baik laki- laki maupun perempuan ke beberapa Negara Asia untuk menyebarkan agama Buddha, dan pada hari itu juga orang- oarang Burma, Thailand, Kamboja, Laos mengakui sangat berhutang budi pada pelayanan yang di berikan oleh para DHAMMMADUTA dari Sri Lanka.Ketika Maha Mahinda telah menanam keyakaina di negri ini dan terdapat Bhikkhu Sasana, muncul usaha dari kaum wanita untuk masuk kedalam persaudaraan para Bhikkhuni termasuk Ratu Aula, permaisuri rajamuda yang bernama Mahanaga berserta  500para dayang telah mendengarkan khotbah dan mencapai tingkat kesucian Arahat dan mohon dengan sangat kepada arahat Mahinda untuk ditabiskan menjadi seorang Bhikkhuni.
Bagaimanapun juga tidak ada sangha bhikkhu di Sri Lanka, dan menurut Vinaya,Bhikkhu Mahinda tidak  diizinkan memberi penabisan  kepada kaum wanita.Oleh karena itu Bhikkhu Mahinda mengusulkan kepada Raja Tissa  agar saudara  perempuan nya yang bernama Sangha Mitta yang juga menjadi bhikkhuni di India, di undang di sri lanka untuk memberikan  pentabisan  kepada  mereka yang ingin menjadi bhikkhuni, dan kemudian mendirikan sangha Bhikkhuni di Sri Lanka.
                          B. KEDATANGAN SANGHA MITTA 
Raja Devanampiyatissa, yang senang hatinya, mengatur keberangkatan utusan yang dipimpin oleh Aritta yang merupakan salah satu mentrinya kepada Raja Asoka untuk memberitahukan keiginan dari Bhikkhu Mahinda dan dirinya.ketika utusan menyampaikan pesan Raja Asoka merasa sedih sekali akan kehilangan putrinya, demikian halnya ketika putranya yaitu Bhikkhu Mahinda meninggalkanya pergi ke luar Negeri.
 Akhirnya raja setuju dan sebagaimana yang di minta oleh Bhikkhu Mahinda yang menyarankan agar Sangha Mitta  membawa serta  Cangkokan  pohon Sri Maha Boddhi,di tempat mana Bodhisatva Gotama  memperoleh penerangan sempurna. Raja Asoka mengatur segalanya untuk dibawa oleh Sangha Mitta Ke Sri Lanka yang ditemani oleh  sebelas Bhikkhuni  Arahat juga disertai oleh keluarga satriya , brahmana,menteri dan kaum Bangsawan dari istana raja Asoka .keberangkatan mereka diadakan upacara Khikmad,dan berangkat ke luar negeri dari pelabuhan Tampralipti.Kapal itu sampai di Sri Lanka dalam waktu tujuh hari.
Devanampiyatissa menerima Cangkokan Bodhi dengan perasaan horma dan haru. Di Paviliun di tepi pantai  cangkokan pohon Boddhi itu di tanam dengan menggunakan kereta kemegahan dan dilakukan prosesi ke Anuradhapura, dan pohon ini merupakan pohon yang paling tua di Dunia. Selanjutnya Sanghamitta mendirikan Upasika Vihara, sebuah vihara untuk para Bhikkhuni di dalam sebuah kota, yang merupakan tempat kediamannya. Ketika penanaman cangkokan pohon Bodhi dan upacara itu sudah berlalu, Anula dan para pengikutnya ditahbiskan, Sangha Bhikkhuni terbentuk dibawah bimbingan dan pimpinan Arahat Sanghamitta Theri. Sangha Bhikkhuni berkembang dengan baik di negeri ini serta para Bhikkhuni Sinhala berlayar jauh ke Tiongkok dan mendirikan sangha Bhikkhuni di negeri itu.
Sangha Mitta mermberikan upasampada tidak hanya kepada putri Anula dan anggota kerajaan serta kelompok masyarakat yang tertinggi, tapi juga kepada seluruh lapisan masyarakat yang bergabung dalam sangha Bhikkhuni. Mengikuti jejak kaki SangBuddha, memperlakukan kaum wanita dengan ketegangan dan kesopanan dan menunjukan kepada mereka jalan kedamaian, kemurnian, dan kesucian. Dengan seluruh kekuatannya SanghaMitta mengangkat derajat kehidupan kaum wanita menjadi lebih tinggi. Dengan kesetiaan, keberanian, dan tak putus-putusnya ia bekerja untuk meningkatkan moral, intelektual, dan spiritual kaum wanita dinegeri ini.
            KEMATIAN ARAHAT MAHINDA DAN SANGHAMITTA
Dengan sifat kebajikannya yang maha suci, belas kasihan, berhati-hati, dan kebaktiannya terhadap agama, SanghaMitta Theri membuat dirinya dicintai oleh orang dinegeri ini. Seperti dengan saudaranya Maha Mahinda Beliau merupakan tokoh yang bersemangat dan sebuah figur seorang Arahat. Maha Mahinda dan SanghaMitta hidup lebih lama dari Raja Devanampiya yang memberikan selama empat puluh tahun.
 YM.Mahinda meninggal tahun ke-8 dari pemerintahan Uttiya, adik pengganti raja Devanampiya, pada usia tua yaitu 80 tahun, ketika ia sedang menjalankan vassa disebuah cetiya sebuah gunung. Raja Uttiya menyelenggarakan upacara kremasi dengan sangat hormat dan hikmat. Sejumlah Stupa dibangun untuk relik, yang merupakan sisa-sisa dari badan jasmani Arahat Mahinda, salah satunya dari stupa itu dibangun di Mihintaledimana Maha Mahinda paling banyak menghabiskan waktunya disana. Y.A Sanghamitta Theri meninggal satutahun kemudian pada usia 79 tahun, ketika ia tinggal di vihara yang penuh ketenangan (Hatthalhaka). Upacara kremasi dilakukan oleh raja Uttiya dengan penuh hormat dan hikmat di satu tempat tidak jauh dari pohon Bodhi. Disana dibangun sebuah monumen.
            SUMBER-SUMBER SEJARAH
Sumber-sumber sejarah agama Buddha di Sri Lanka yaitu:
1.  kitab-kitab Agama
2.  Maklumat Raja Asoka
3.  Inskripsi dari Sri Lanka
4.  Kitab-kitab Pali
5.  Kitab-kitab komentar Pali
6.  Cerita-cerita Rakyat
7.  Mahabodhi Vamsa, Dathavamsa, Nikayasangraha, pujavaliya.




KEADAAN SOSIAL,BUDAYA,DAN AGAMA SEBELUM KEDATANGAN AGAMA BUDDHA.
KEADAAN SOSIAL
Umumnya perukiman penduKduk di Sri lanka sebelum kedatangan agama buddha adalah di kampung, mata pencaharian penduduk adalah pertanian tetapi selain pertanian perindustrian di Sri Lanka juga berkembang. Kitab suci Tripitaka di tulis di Sri Lanka.
KEADAAN BUDAYA.
Setelah kedatangan agama buddha kebudayaan berkembang misal kesenian pahat dan ukir-ukiran, arsiktektur, serta seni lukis.
KEADAAN AGAMA
Sebelum kedatangan agama buddha di Sri lanka beragama Hindu.

           .



No comments:

Post a Comment