Friday, May 4, 2012

KASIH SEORANG KAKAK


Di sebuah komplek rumah susun di Kota New York, seorang remaja dengan pakain compang-camping nampak membawa sebuah cermin kecil di tanganya. Ia mengangkat cermin itu tinggi-tinggi ke udara, mengayunkannya ke depan dan kebelakang, seraya memperhatikan jendela-jendela sempit dari rumah di lantai tertentu.

“Hei, kamu sedang berbuat apa?” tanya seorang laki-laki dewasa dengan nada kasar sambil memukul bahu remaja itu. “Kamu pasti sedang berbuat jahat kepada seseorang dengan melakukan ini.”


Remaja itu terkejut, lalu menatap wajah laki-laki itu sejanak, kemudian berkata, “Pak, tolong lihat sebentar jendela di atas sana itu! Di sana, di kamar itu, saya mempunyai seorang adik. Dia lumpuh. Satu-satu sinar matahari yang pernah dia lihat adalah sinar yang dapat saya pantulkan lewat cermin ini.”

“Oh maaf kalau begitu,” kata pria itu. Lalu pria itu segera bergegas pergi. Mungkian dia malu.

No comments:

Post a Comment