Sunday, October 21, 2012

Mengenal Candi Muaro Jambi


Candi Muaro Jambi, merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman Kerajaan Sriwijaya yang terdapat di Provinsi Jambi. Kompleks situs candi kuno Muaro Jambi dikenal sebagai tempat pengajaran agama Buddha, sekitar seribu tahun lalu. Dalam sumber peninggalan tertulis, Dinasti Tang di Cina menyebutkan adanya perjalanan pendeta Buddha bernama I-Tsing pada 672 Masehi untuk memperdalam agama Buddha ke India.

Menurut Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Junus Satrio Atmodjo, dalam perjalanannya, I-Tsing singgah di Sriwijaya. Peristiwa singgahnya I-Tsing tergambar dari Prasasti Karangbirahi yang ditemukan di wilayah Jambi hulu. I-Tsing menceritakan perjalanannya dan menggambarkan keadaan sebuah kolam yang diyakini sama dengan peninggalan yang ditemukan di Muaro Jambi.



Pemimpin spiritual Tibet pernah menyatakan eratnya hubungan Indonesia dengan negerinya terkait dengan ajaran Buddha. Ia menyebutkan bahwa seorang guru besar India yang menimba ilmu ke Swarnadwipa, kini bernama Sumatera, diundang ke Tibet untuk mengajarkan ilmunya.

Pada zaman kerajaan Sriwijaya, disebutkan jika komplek Candi Muaro Jambi ini merupakan tempat untuk para mahasiswa dari berbagai Negara menimba ilmu dan ajaran Budha. Bahkan saat itu, kompleh Percandian Muaro Jambi ini merupakan kampus terluas di Asia Tenggara. Tak heran, jika saat itu, berbagai mahasiswa dari Myanmar, kamboja, srilanka dan bahkan dari India banyak yang berdatangan kesana.

Kanal-kanal air yang ada di kompek percandian tersebut dijadikan sebagai alat transportasi dari para mahasiswa dan masyarakat menuju Sungai Batanghari. Sebab saat itu, transportasi air merupakan satu-satunya yang paling mudah.

Kawasan komplek Candi Muaro Jambi ini, memiliki luas 2.612 hektare. Candi-candi yang terdapat di wilayah itu adalah Candi Teluk I, Candi Teluk II, Candi Cina, Candi  Menapo Cina, Menapo Pelayangan, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedaton dan Candi Koto Mahligai , Menapo Mukti, Menapo Astano dan banyak lagi candi disana, baik yang telah diangkat ke permukaan atau yang masih dalam proses penggalian. Menapo adalah tumpukan batu yang sudah tertimbun.

Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo adalah tempat/lokasi candi Muaro Jambi, terletak 2 km sebelah timur laut kota Jambi atau 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan darat melalui Jembatan Batanghari 2. Dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi. Salah satu penemuan arca di Candi Gumpung memperlihatkan ciri-ciri yang banyak persamaannya dengan arca Prajnaparamita dari zaman Singosari.

Selain candi, beberapa meter dari candi telaga tempat pemandian para raja yang dinamakan telaga Rajo. “Konon tempat tersebut dulunya merupakan tempat pemandian para raja di zaman itu,” jelas Drs. Fachruddin Saudagar, sejarawan jambi.

Kelompok Candi Tinggi terletak kurang lebih 200 meter timur laut Candi Gumpung. Candi berukuran 75 x 92 meter yang dipagar sejak tahun 1979-1988. Pintu gerbang utamanya berada disisi timur. Didalam halaman kelompok Candi Tinggi terdapat sebuah candi Induk dan enam buah Candi Perwara (penampilan).

Selain itu terdapat sisi lantai bata di depan candi induk yang memiliki denah berbentuk bujur sangkar ukuran 16 X 16 meter. Setelah dipagar, kini candi Induk memiliki dua teras dan tubuhnya cendrung mengecil keatas. Lalu ada 6 buah candi lagi yang hanya bagian pondasi dan sedikit bagian kakinya saja. Sejumlah temuan penting yang dapat ditemukan dari kelompok Candi Tinggi adalah sebuah potongan benda dari besi dan perunggu, kaca kuno, pecahan-pecahan arca batu, pecahan-pecahan keramik yang umumnya alat-ala rumah tangga  yang berasal dari china dari abad 9-14 M serta ratusan bata bertulis, bertanda, serta ratusan bata bercap. Dan  huruf pada bata menunjukkan tertulis huruf Pallawa (Prenagari).

Dikompleks candi Muaro Jambi ini, terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi fisik oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya, namun secara kasar dapat dihitung 64 X 54 meter persegi dan terdapat struktur tiang bangunan yang terbuat dari kayu dan lantai yang terbuat dari batu bata. Gong Cina pernah ditemukan oleh para arkeolog. Gong yang berasal dari perunggu beraksara Cina ini disebut-sebut sebagai gong perang, yang kini tersimpan di Museum Negeri Jambi. Dan ada juga candi induk,berukuran 11,5 x 11,5 meter berada didepan Candi Perwara (penampil). Candi Induk ini memiliki tangga pada bagian timurnya.

Kemudian Candi Gedong yang terdiri dari dua bagian yakni Gedong 1 dan Gedong 2. Keduanya sangat berdekatan lokasinya sekitar 150 meter. Candi ini terletak sekitar 1.450 meter dari sebelah timur Candi Kedaton, sama-sama memiliki struktur tangga di sebelah timur. Candi Gedong 1 sangat unik, dibangunan yang berbentuk bujur sangkar ini banyak dijumpai temuan lepas purbakala seperti mata uang kepeng dari Cina sebanyak 161 buah, peralatan keagamaan, bata berprofil, bata bertekuk, bata bergores dan kramik Cina serta gerabah local (tembikar). Sebagian besar uang tersebut dalam keadaan aus dan sulit dibaca. Sebagian besar hurufnya berasal dari Dinasti Tang (618-907 M), dinasti Tang selatan (937-976 M), dan dinasti Sung ( 960-1280 M). Di lokasi Candi Gedong juga terdapat sebuah arca Jagopati ( Arca Prajurit)

Tak kalah menakjubkannya, Sampai awal abad ke-21 M ini, disitus candi Muaro Jambi telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari kurang 39 kelompok candi. Bangunan candi tersebut adalah peninggalah kerajaan melayu hingga kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan melayu budhis. Diperkirakan candi-candi dilokasi situs sejarah candi Muaro jambi mulai dibangun sejak abad 4 M, salah satu diantara kelompok candi tersebut adalah Candi Gumpung.

Lokasi kelompok Candi gumpung berada pada 500 meter dikanan mudik sungai Batanghari. Candi Gumpung adalah candi terbesar kedua setelah candi Kedaton. Candi Gumpung tersusun dari bangunan bata dari berbagai bentuk dan ukuran. Dan disini pernah ditemukan benda purbakala yang berhasil di ketemukan oleh para arkeolog. Kelompok Candi Gumpung dibatasi pagar keliling yang membentuk bujur sangkar yang memiliki ukuran panjang keseluruhan 604,40 meter. Luas keseluruhan areal Candi Gumpung adalah 229,50 m2. Candi Gumpung memiliki Candi Perwara (penampil) sebanyak 5 buah, yang belum jelas benar wujudnya, 4 buah gapura dan 2 buah tempat yang diperkirakan bekas kolam. Gumpung berasal dari penamaan sebuah menapo gumpung dari masyarakat sekitar, dalam bahasa melayu berarti papak atau patah atau terpotong  diatasnya.

Pengamat sejarah Jambi, Drs Fahruddin Saudagar, mengatakan, sejarah Candi Muarojambi juga harus menjadi warisan budaya dunia bersama dengan situs candinya.  “Warisan budaya dunia tersebut jangan hanya sebatas situs candinya saja, tetapi sejarah tentang Candi Muarojambi juga harus dijadikan warisan dunia, agar satu sama lainnya juga saling melekat,”  kata Fahruddin Saudagar,

Saat ini, Candi Muaro Jambi juga semakin terkenal di Indonesia. Apalagi berkat diresmikannya candi muaro jambi sebagai kawasan wisata sejara terpadu oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Beberapa pemugaran pun telah dilakukan BP3 pada candi muaro jambi. Selain terus dilakuannya penggalian di beberapa titik untuk menemukan arca dan juga situs candi.

Tak hanya di Indonesia saja, tetapi nama Candi Muaro Jambi juga sudah terkenal hingga luar negeri. Terbukti dengan kedatangan Duta Besar India, dan beberapa orang bhikkhu dari luar negeri. Selain itu, beberapa turis asing pun ada yang dating untuk membuat film documenter di kawasan tersebut. (red)

1 comment: