Friday, November 18, 2011

Masarakat India pra Buddha


Kemasyarakatan Buddhist
Masarakat India pra Buddha


Abad ke-6 SM merupakan suatu Zaman yang penting dalam sejarah India. Tetapi sejarah yang menarik bukanlah yang meliputi seluruh India melainkan hanya meliputi India utara. Pada Zaman itu tidak terdapat kekuasaan mutlak. India terbagi menjadi Negara-negara kecil yang banyak sekali. Pada abad itu terdapat 16 negara kerajaan atau Mahajanapada.
Dari 16 mahajanapada itu ada 4 yang dianggap mempunyai kekuatan yang cukup berkuasa, yaitu; Magadha, kosala, vamsa, dan avanti. Berdekatan dengan kerajaan ini pula ada kerajaan kecil yang bersifat republik yang relatif berdiri sendiri dengan bebas. Pemimpin dari suku-suku bangsa ini yang akan sering terdengar adalah suku Sakya dari kerajaan Kapilavathu. Lainya adalah suku bhagga dari kerajaan Sunsumara, suku Bulli dari kerajaan Allakappa, suku Koliya dari Ramagama. Kebanyakan dari suku-suku bangsa ini secara berlahan-lahan lenyap kedalam pengaruh kerajaan kerajaan Maggadha yang semakin luas.


Struktur Social dan Ekonomi.
Seluruh struktur sosial pada zaman itu berdasarkan system kasta atau disebut ‘vanna’atau disebut juga varna (sansekerta) oleh orang-ornag golongan ariya. Ada empat tingkat Kasta yaitu;
  1. kasta Brahmana, para pekerja di bidang spiritual/rohaniawan.
  2. kasta Ksatria, para kepala dan anggota lembaga pemerintahan.
  3. kasta Waisya, para pekerja di bidang ekonomi
  4. kasta Sudra, para pekerja yang mempunyai tugas melayani/ membantu ketiga kasta di atas.
Sedangkan di luar sistem kasta/Catur Warna tersebut, ada pula istilah :
  1. Kaum Paria, Golongan orang terbuang yang dianggap hina karena telah melakukan suatu kesalahan besar
  2. Kaum Candala, Golongan orang yang berasal dari Perkawinan Antar kasta
Keadaan perekonomian masyarakat ada waktu itu cukup maju, disamping pertanian yang merupakan mata pencarian pertama, perindustrian juga mencapai tingkat kemajuan yang tinggi. Selain para petani dan para pekerja kerajianan tangan ada juga kaum pedagang yang membawa barang-barang dagangan mereka hilir mudik sungai-sungai yang besar dan mengelilingi Negara-negara kerajaan tadi dengan kereta dagangan mereka. Transaksi-transaksi dagang dilaksanakan dengan mempergunakan kahapana mata uang tembaga berbentuk persegi. System perdagangan dengan tukar-menukat telah lenyap. Juga digunakan system surat keridit dan surat janji. Belum ada system perbankan. Uang kekayaan seseorang biasanya disimpan dalam rumah atau dikubur dalam tanah. Umumnya rakyat biasa merupakan kaum petani dan pekerja kerajinan tangan yang berkerja cukup makmur.
Kepercayaan Keagamaan
Masalah kerohanian agaknya merupakan suatu hal yang menonjol. Banyak muncul aliran-aliran pemikiran atau filsafat keagamaan. Dalam brahmajala sutta menyebutkan adanya 62 aliran pemikiran.
Ketahayulan Para Brahmana
Pada masa itu rakyat banya terpengaruh pada ketahayulan tentang pengorbanan untuk para dewa (yajna). Pada mulanya, rakyat yang belum sadar mempercayai ketakhayulan dan perbuatan-perbuatan yang tidak masuk akal itu dan mereka menjalankanya secara besar-besaran.
Akan tetapi berangsur angsur orang mulai menyangsikan akan manfaat dari pengorbanan seperti itu. Oleh karena mereka merasa bahwa upacara-upacara itu tidak menghasilkan perubahan dalam hidup mereka, maka munculah tokoh-tokoh yang menggulingkan kaum Brahmana dan berusaha menegakan filsafat serta tata susila mereka sendiri dengan bebas. Diantara mereka terdapat orang-orang yang tidak percaya akan kehidupan setelah kematian sehingga berusaha menikmati kehidupan ini dengan sepuas-puasnya. Disamping itu, terdapat pula orang-orang yang ingin mencapai kebahagian dengan penyiksaan diri.

Kelompok I
Anggota Kelompok:  Edy Cahyadi
                                    Sigit Budiyanto


Sumber;

No comments:

Post a Comment