Sunday, April 29, 2012

RINGKASAN MAHAYANA

Heeeeeeeemmmm kali ini gw sengaja meng up load ringkasan Mahayana gan... buat kalian yang males buat tugas dari dosen bisa jacopas di sini.. tapi gw saranin lo budaya copas jangan di biasain. tp yang lebih penting ketika lo baca ringkasan ini, lo akan lebih mudah tuk mengerti ajaran Mahayana secara gari s besar... moga bisa menambah pengetauan anda semua... be happy.. ^_^
1.                   Konsili keempat (titik perkembangan Mahayana)
Tahun 78 SM di Kashmir dipimpin oleh Vasumitra dan Asvagosa dilaksanakan atas anjuran raja Kanisha. Mrp titik awal perkembangan Mahayana, dimana dlm konsili 4 ini tidak dihadiri dari golongan staviravada yg mrp sesepuh dari theravada.
2.                   Kedekatan Sarvastivada dg perkembangan Mahayana.
a.      Subhuti mrp tokoh penting dlm literatur Prajna Paramitha & tokoh utama dlm tradisi   Sarvastivada.
b.      Lalitavistara Kita yg termasuk dlm Sarvastivada, dan mrp salah satu dari sembilan kitab penting Mahayana
c.       Kitab Prajnaparamitha salah satu kitab penting mahayana, pertama kali dibabarkan oleh Masjursi di Orissa pusat pengaruh penyebaran Sarvastivada.
3.                   Sembilan sutra terpenting dlm Mahayana :
1.      Sadharma Pundarika sutra
2.      Lankavatara sutra
3.      Asthasahasrika ptajna paramitha sutra
4.      Gadhavyuha sutra
5.      Dasabhumika sutra
6.      Samadhiraja sutra
7.      Thatagataguyaka sutra
8.      Lalitavistara sutra
9.      Svarnaprabhasa sutra
4.                   Tiga aspek dasar Mahayana
1.      Aspek penafsiran : menafsirkan ajaran-ajaran SB lebih bersifat progresif dan liberal
2.      Aspek cita-cita : kemunculan Mahayana mrp suatu revolusi cita-cita keselamatan pembebasan/tujuan tertinggi dlm Buddha/.dharma
3.      Aspek metodik : metode praktis untuk membimbing makluk ketujuan akhir kehidupan, penyadaran terhadap yg mutlak.
5.                   Ciri-ciri Mahayana
1.      Mempergunakan bahsa sanserkerta
2.      Lebih bersifat religi, metafisi dan filosofis
3.      Pencapaian nirvana melalui pengetahuan sempurna
4.      Setiap makluk memiliki sifat kebuddhaan yg berasal dari Thataghatagarbha
5.      Semua manusia tergolong bodhisattva
6.      Dukkha yg mrp suatu ciri dari kehidupan hanyalah bersifat maya, ilusi atau suatu konstruksi kesadaran yg absolut
7.      Mengajarkan ttg yg absolut
8.      Buddha historis seperti Buddha Gotama mrp proyeksi atau pancaran dari Yg Absolut.
9.      Pembebasan tidak hanya tercapai dg usaha sendiri tapi juga melalui bantuan lain.
10.  Bbercita-cita menjadi bodhisattva untuk membebaskan setiap makluk, daripada mecapai  arahat, keselamatan pribadi.
6.                   Doktrin Trikaya dan Hubungannya dg Dhyani Buddha, Dhyani Bodhisatva dan Manussi Buddha :
a.      Dharmakaya : kebenaran yg absolut, tubuh Buddha, asal kebuddhaan.
b.      Sambhogakaya : kebenaran absolut, tubuh sinar, cahaya dan kekuatan buddha.
c.       Nirmanakaya : manifestasi kebenaran absolut, perwujudan dlm tubuh Sakyamuni.
Dhyani Buddha mrp perwujudan dari Dharmakaya
Dhyani Bodhisatva mrp perwujudan dari Sambhogakaya
Manussi Buddha mrp perwujudan dari Nirmanakaya.
7.                   Dasar munculnya Doktrin Trikaya (3 tubuh Buddha)  yaitu :
a.      Inti dari Dharma itu sendiri yg tidak terbayangkan
b.      Kemampuan yg tidak terbatas dan tidak termanifestasi sbg tubuh.
c.       Bermanifestasi, yakni kebuddhaan yg berwujud duniawi Sakyamuni dan Buddha lain.
8.                   4 cara Pengungkapan Nirvana yaitu :
a.      Secara Negatif
1.      Amrta (tidak mati/abadi)
2.      Tidak berubah, tercipta, dilahirkan, dan tidak menyebabkan
3.      Tanpa akhir, tidak dpt dilenyapkan, tak kenal waktu, yg luhur
4.      Bebas dari penderitaan, kesakitan dan perpindahan alam.
b.      Secara Positif
1.      Kedamaian, ketenangan
2.      kebahagiaan abadi
3.      kebijaksanaan sempurna
4.      kesadaran murni, kesadaran sempurna
5.      keamanan
c.      Secara Paradoksa
1.      Suatu keadaan dan bukan keadaan
2.      Tiada tujuan yg perlu dicapai (makna mutlak)
d.      Secara Simbolik
1.      Rumah yg sejuk, pulau di tengah samudra, pantai seberang
2.      Kota suci dan tempat perlindungan
9.                   Empat  janji luhur Bodhisattva yaitu :
1.      Menyelamatkan segenap makluk
2.      melenyapkan segala keterikatan
3.      mengetahui dan mengajar makluk lainnya mencapai kebenaran.
4.      memimpin makluk lainnya mencapai pembebasan.
10.              Sad Paramitha
1.      dana(perbuatan luhur ttg beramal)
2.      Sila (hidup bersusila0
3.      Khsanti (kesabaran)
4.      Virya (semangat)
5.      Dhyana (samadi)
6.      Prajna (kebijaksanaan)
11.              Dasa Paramitha Hinayana
1.      Dana
2.      Sila
3.      Nekkhama (menghindari diri dari nafsu indria)
4.      Panna (Kbijaksanaan)
5.      Virya
6.      Khanti
7.      Sacca (kebenaran)
8.      Adhitana (tekad yangmantap)
9.      Metta (cinta kasih
10.  Upekkha (keseimbangan batin)
12.              Dasa Paramitha Mahayana
1.      Dana
2.      Sila
3.      Khsanti
4.      Virya
5.      Dhyana
6.      Praajna
7.      Upaya kausalya (metode u menerangkan dama
8.      Pranidana (janji)
9.      Bala (kekuatan)
10.  Jhana (ketenagan batin)
13.              Pengertian Bodhicitta :
Bodhicitta adalah kesadaran Buddha yg dimiliki oleh setiap makhluk. Bodhicitta mrp pondasi, sumber dari macam munculnya kebaikan, sumber dari usaha dan kebahagiaan serta sumber dari kesucian, terdiri dari :
1.      Bodhi Pranidhi Citta : tingkat persiapan pencapaian kebuddhaan
2.      Boddhi Prastana Citta : tingkat pelaksanaan sesungguhnya dlm menuju cita-cita.

Tiga kualitas yg menjadi ciri Bodhisatva

a.      Cita-citanya yg teguh untuk membebaskan setiap makluk
b.      pikirannya yg tak tergoyahkan
c.       usahanya yg tak mengenal menyerah
14.              Dasabhumi melalui paramita menuju Samyak Sambodhi :
1.      Pramudita  (kebahagiaan) ; Berdana
2.      Vimala (murni bersih) ; sila
3.      Prabhakari (cemerlang) ; ksanti
4.      Arismati  (menyala berkobar-kobar) ; Virya
5.      Sudurjaya (tak terkalahkan) ; Dhyana
6.      Abhimukti  (menuju bodhi) ; Prajna
7.      Durangama (berjalan jauh) ; Upaya Kausalya
8.      Acala (teguh tak teregoncangkan) ; Pranidana
9.      sadhumati (pikiran baik) ; Bala
10.  Dharmamegha (mega dhamma) ; Jhana
15.              Upaya Kausalya
Upaya kausalya adalah metode dlm Mahayana untuk menerangkan dhamma SB, metode ini sifatnya praktis. Misalnya keetika penyebaran agama Buddha tersebar kedaerah-daerah lain, maka dg tanpa mengubah nilai spiritual yg terkandung ajaran, digunakan metode yg lincah dan lunak untuk membimbing umat mencapai pengertian pada Buddha Dharma.
Berbagai macam cara SB dlm meneranagkan Dhamma, seperti  :
1.      Sutra : Kotbah* SB dlm menerangkan dhamma
2.      Gatha : Syair* pujaan/ pujian yg mengisahlan pujaan*.
3.      Ittivuttaka : mengisahkan kehidupan lalu para siswa.
4.      Jataka : mengisahkan kehidupan tathagata
5.      Adbhuta : mengisahakn kemujizxatan SB serta bodhisattva
6.      Nida : mengisahkan sebab akibat
7.      Aupanya : dg perumpamaan yg mudah untuk menerangkan hal-hal yg sukar dimengerti
8.      Geya : syair yg sdsiucapkan untuk menyimpulkan apa yg telah diterangkan semula serta menitik beratkan artinya
9.      Upadesa : menerangkan hal-hal yg sukar dimengerti dg cara tanya jawab.

Upaya Kausalya memungkinkan dipergunakan metode yg beragam dan bervariasi, apakah dg bakti puja, pembacaan doa, upacara agama, pembakaran dupa dan pemasangan lilin serta pembacaan sutra atau medetasi dsb. Terserah kpd mereka dan kesanggupan umat masing-masing dlm melakukannya juga termasuk dlm pembabaran dhamma. Upaya kausalya mrp metode yg praktis dan sesuai dg kondisi dan situasi. Untuk maksud mengembangkan kebajikan, peningkatan spiritual maupun penyebaran dhamma itu sendiri demi mencapai cita-cita tinggi.
16.              Alaya Vijnana
Alaya vijnana adalah gudang kesadaran mrp kekuatan atau energi yg berada dibelakang segala aktivitas manusia . ini mrp endapan dari berbagai benih karma lampau yg timbul dan berkembang dlm tindakan manusia berupa kegiatan mentalnya, perasaan, persepsi, kehendak dan yg berhubungan dg lima skanda, serta pikiran yg berkontak dg dunia luar.
Dari proses itu timbul kesadaran untuk menjadi suci, alaya vijnana perlu dibebaskan dari kesadaran yg dualistis, subyek-subyek, paham-paham palsu, pandangan salah, keterikatan terhadap obyek hingga mencapai kesadaran kedemiokian (tathata), kesadaran kebuddhaan yg non dualistis, tidak membedakan atau mencapai amala vijnana yakni kesaran murni, kesadaran yg bebas noda.
Pada garis besarnya terdapat  delapan garis besar rangkaian kesadaran yg belum suci dan kesadaran yg telah bebas dari noda, yaitu :
1.      Lima kesadaran yg berhubungan dg panca indera :
a.      kesadarn visual, kegiatan yg bergantung pada  mata
b.      kedasaran pendengaran, tergantung pada telinga
c.       kesadaran penciuman, tergantung pada hidung
d.      kesadaran pengecapan, tergantung pada lidah
e.      kesadaran sentuhan, tergantung pada kulit
2.      Kesadaran pusat indera, yakni mano vijnana atau kesadaran pikiran pembentuk gagasan, pemikiran.
3.      kesadaran pusat pikiran manosvijnana seperti berpikir, berkehendak, dan berlaku
4.      kesadaran gudang ideasi, yakni citta vijnana atau alaya vijnana. Gudang kesadaran yg mrp sumber dari segenap perwujudan.
5.      kesadaran bebas noda, yakni amala vijnana, kesadaran yg mampu melihat sbg mana adanya, kedemikian, tidak lagi bersifat dualitis, tidak lagi membedakan.
17.              Relief dlm Candi Borobudur
1.      Karmavibhangga : menggambarkan hukum karma
2.      Lalitavistara : Menggambarkan kehidupan Buddha gotama dari lahir-kotbah dhamma I di benares
3.      Jatakamala : Mrp kumpulan 34 cerita SB pada kelahiran lalu,  sbg contoh sikap cita-cita bodhisattva yg mengorbankan diri untuk kebahagian orang banyak
4.      Awadana, Yg termasuk jatakanmala berisikan perbuatan* luhur Bodhisattva
5.      Gandhavyuha, mengisahkan sudana serorang  putra saudagar dlm pencariannya mencapai kebenaran dan bertemu dg bodhisattva Maetriya, buddha yg akan datang serta dg Smanthabadra, dhyani Bodhisattva yg mencerminkan hidupya
6.      Bhadracari , sbg penutup gandhavyuha yg menampilkan sumpah sudan untuk mengikuti dhyani Bodhisattva Samanthabadra sbg teladan hidupnya.
18.              Tiga ciri timbulnya gerakan Mahayana
1.      Konsepsi ttg kebuddhaan sebagi sari dari alam fenomena
2.      Ide penyelamatan terhadap semua insan dari para bodhisattva sbg pengganti dari cita* untuk diri sendiri dan pencapaian kebuddhaan sbg pengganti pencapaian arahat.
3.      Metafisikaa ttg sunyat,sesuatu yg absolut
19.              Tiga definisi Samutthi Satya
1.      secara kata* diartikan bahwa samutthi menutupi sifat sesungguhnya dari benda-benda sehingga mereka terwujud
2.      hubungan yg saling berhubungan dari benda-benda, yaitu kerelatifpan mereka. Dlm hal ini dihubungkan dg alam fenomena
3.      sifat umum seperti apa yg biasanya yg diterima secara umum
20.              Sepuluh Garukapatti
1.      Membunuh
2.      mencuri
3.      mengumbar diri dlm hubungan kelamin
4.      penyombongan diri palsu
5.      berniaga dan minuman keras
6.      membuat tuduhan palsu
7.      membanggakan diri sendiri
8.      mengotori moral
9.      kosong dari rasa hati nurani
10.  menjelek-jelekan Sang Triratna
21.              Dasa Kausalyakamma (Kesanggupan untuk menyingkirkan selama-lamanya) :
1.      Menyingkirkan pembunuhan
2.      menghindari pencurian
3.      menghindari perzinahan
4.      kedustaan
5.      perkataan tidak benar
6.      ucapan jahat
7.      perkataan tidak bermanfaat
8.      nafsu rendah
9.      kebencian
10.  pandangan salah atau sesat.
22.              Panca Dhyani Buddha.
1.      Vairocana : posisi ditengah dg lambang warna putih dg mudra Dharmacakra/pemutaran roda dharma.
2.      Aksobya : posisi di timur dg lambang warna biru dg mudra Bhumisparsa/bumi sbg saksi.
3.      Ratnasambhava : posisi di selatan dg lambang warna kuning dg mudra Vara mudra/ memberi anugrah atau dermawan.
4.      Amitabha : posisi di barat dg lambang warna merah dg mudra samadhi/ meditasi.
5.      Amoghasidhi : posisi ditengah dg lambang warna hijau dg mudra abhaya visvavjara/jangan takut.
23.              Tiga Bodhisatva dlm Mahayana :
1.      Samanthabadra Bodhisatva : berada di sebelah kiri dg menuggangi seekor gajah putih melambangkan virya dan kebahagiaan.
2.      Avalokitesvara Bodhisatva :  berada di tengah melambangkan maitri karuna
3.      Manjusri Bodhisatva : berada di sebelah kanan melambangkan kebiojaksanaan.
24.              Pengertian Bodhicitta menurut  Dr. Suzuki
a.      Bodhocitta adalah sesuatu yg terbebas dari segala macam determinasi (ketentuan), terlepas dari 5 skanda, 12 ayatana dan 18 dhatu. Bodhicitta bukanlah sesuatu yg  partikular melainkan universal.
b.      Maitri karuna adalah esensi dari bodhicitta, oleh karena itu para Bodhisatva selalu berlandaskan  hal tersebut di dlm setiap karya*Nya.
c.       Bodhicitta berdoiam di  dlm Samata (Persamaan) diantara  semua insan yg berbentuk berupa apaya (Upaya kaussalya) di dlm pengetrapan semua insan.
25.              4  kualitas dasar dari 4 Bodhisatva dalam Mahayana:
a.      Avalokitesvara Bodhisatva : sbg lambang welas asih
b.      Manjusri Bodhisatva : sbg lambang  kebijaksanaan
c.       samantabhadra Bodhisatva sbg lambang  kasih dan kegiatan
d.      ksitigarbha Bodhisatva sbg lambang  keagungan  dlm sumpah untuk menolong  dan melepaskan  roh* sengsara.
26.              Pesamaan Konfusius dg Taoisme :
a.      baik filsafat konfusius  maupun filsafat Tao mendapata pengaruh inspirasi  dari Ying Cing yaitu  sebuah kitab filsafat  kuno yg menerangkan  alam semesta kemudian dikembangkan masing-masing.
b.      kedua aliran filsafat  tersebut menitikberatkan  pentingnya arti dari etika moral dan budi pekerti bagi setiap manusia
c.       dlm filsafat Konfusionisme oran gyang bersusila disebut Cun Ce atau Ku Cu dan orang yg tidak bersusila disebut orang yg picik. Dlm filsafat Taoisme  orang yg baik dan bersusila disebut orang yg saleh, kedua-duanya mempunyai makna yg sama.
d.      kedua aliran filsafat tersebut menekankan kelameh-lembutan untuk mengurus, mengatur, dan berhadapn dg dunia ini. Menurut pandangan filsafat konfusionisme, hanya dg kelembutan dan secara edukatif manusia dan masyarakat ini dapat diatur. Filsafat Taoisme juga menekankan kelembutan menaklukan kekerasan.
e.      kedua aliran filsafat tersebut menekankan bahwa setiap manusia yg bijaksana memiliki pengertian Tien atau Tao harus berusaha memberikan contoh perbuatan yg baik bagi orang lain.
27.              Perbedaan Konfusius dg Taoisme :
a.      pengertian Tao di dlm konfusionisme berarti jalan yg harus diterapkan ke dlm tingkah laku dan kehidupan menusia. Pengertian Tao menurut pandangan konfusionisme adalah  sesuatu yg tidak dapat telepas dari interprestasi kehidupan nyata manusia. Dlm filsafat taoisme pengertia Tao  menjadi sesuatu yg absolut, sesuatu yg alamiah dans sesuatu yg metafisik.
b.      metode pemikiran konfisionisme adalah mengambil jalan tengah. Segala sesuatu diterangkan secvara realistis, sebaliknya di dlm filsafat taoisme menggunakan metode pemikiran dialetika secara ilmiah.
c.       pemikiran filsafat konfusionisme lebih ditekankan kpd pelaksanaan Yu Wei yaitu suatu tindakan atau pelaksanaan yg dibuat di dlm masyarakat. Sebaliknya, pandangan filsafat Taoisme selalu ditekankan pada pelaksanaan Wu Wei.
d.      cita-cita dari kaum konfusionisme adalah kedudukan di tengah* masyarakat dan dg demikian akan diusahakan keharmobnisan hidupnya sendiri dan hidup seperti kaum pertapa dg tidak mengganggu orang lain.
e.      pengertian rasa kemanusiaan, rasa solidaritas, rasa sopan santun, kebijaksanaan dan rasa dapat dipercaya di dlm filsafat konfusionisme diterangkan secara realistis sebaliknya di dlm Taoisme pengetian tersebut  harus diperoleh dg cara bersatu dg alam dan dilakukan  tidak dibuat-buat.
28.              Perbedaan Konfusionisme dg Buddhisme :
a.      kedudukan sosial serat prestise seseorang di tengah-tengah masyarakat menurut pandangan Konfusionisme sangatlah diperhatikan, menurut pandangan Buddhisme seseorang hendaknya rajin-rajin berusaha untuk membersihkan batinnya dan berusaha mencapai kesucian dg melepaskan diri dketerikatan sosial.
b.      di dlm filsafat konfusionisme ditekankan hendaknya  manusia bertingkah laku secara manusiawi, manusia dapat mencintai perdamaian keadilan, kebahagiaan, kesenangan tetapi manusia juga dapat marah dan tidak suka terhadap kelaliman, kecurangan dan kekurang-ajaran.  Di dlm Buddhisme  ditekankan bahwa hendaknya manusia mengembangkan cinta kasih dan welas asih yg tek terbatas terhadap semua mahluk.
c.       di dlm filsafat konfisionisme  tidak terdapat keterangan* ttg dewa* dan mahluk-mahluk lain yg terdapat di dlm filsafat buddhis. Filsafat konfusionisme membahas manusia dan dunia ini saja.
29.              Persamaan Konfusius dg Buddhisme :
a.      kendatipun  kedua aliran filsafat tersebut datang dari daerah kebudayaan yg sama sekali lain, kedua aliran filsafat tersebut mempunyai banyak persamaan di dlm pandangan tetika, moral, tata susila dan filsafat hidup.
b.      kedua aliran filsasfat tersebut sama-sama digolongkan pada pemikiran teistik yg impersonal, ttg pandangan ketuhanan yg bersifat tidak pribadi. Dan dlm konfusius dijadikan dsebagai pengertian yg absolut (Tien/Tian) dan dlm Buddhis sbg Sunyata atau Adi Buddha, Dharmakaya, Bhtakoti, Dharmadhatu dan Tathata.
c.       kendatipun pada mulanya terdapat perselisihan dan pendapat, kedua aliran tersbut sama-sama menekankan bahwa setiap manusia harus mengolah dirinya sendiri, harus melatih batinnya sendiri dan harus memulai dari dirinya sendiri dan berusaha untuk mencapai kesempurnaan.
d.      kedua aliran filsafat tersebut sama-sama menentang kekerasan, di dlm konfusius setiap menusia harus menekankan sifat myang manusiawi, sedangkan di dlm Buddhis setiap mahluk untuk dapat menjadi Buddha harus mengembangkan maitri karuna.
e.      kedua aliran ini sama-sama menekankan bahwa setiap manusia dapat mencapai kesempurnaan berkat usaha yg tekun dan waktu yg lama. Di dlm konfusius dikatakan bahwa manusia bisa menjadi suci dan sempurna seperti para bijaksana jaman dahulu, dan di dlm Buddhis dikatakan bahwa setiap manusia dapat menjadi buddha, karena pada diri manusia terdapat benih kebuddaan.
30.              Persamaan Taoisme dg Buddhisme
a.      Sama-sama memandang dan menghargai ttg etika moral tata susila dan filsafat hidup.
b.      kedua aliran ini sama-sama digolongkan dlm pemikiran yg teistik yg impersonal, yaitu pengetian Tiuha  Yg maha esa yg tidak berpribadi. Dlm Tao kebenaran yg absolut dan Tuhan yg maha esa sbg Tao, sedangkan dlm Buddhis tuhan yg maha esa sbg senyata atau adi Buddha, Dharmakaya, Bhutakoti Dharmadatu dan Tathata.
c.       bila di dlm Tao diajarkan untuk bertindak secara wu wai terhadap masalash sosial dan keruwetan, sedangkan dlm Buddhis dianjurkan untuk meninggalkan kehiduopoan duniawi dan menjadia pertapa Samana atau Bhikkhu, sehoingga sama-sama agar jangan terlibat kpd masalah-masalah sosial yg membingungkan dan tidak membawa kpd kebahagiaan dan pencerahan.
d.      sama-sama menentang kekerasan, serta menekankan bahwa kebencian sebaiknya dibalas dg kasih  sayang dan kelembutan.
e.      kedua aliran ini sama-sama menekankan bahwa setiap manusia dapat mencapai kesempurnaan berkat usaha yg tekun dan waktu yg lama. Dlm Taoisme bahwa manusia dapat menjadi suci bila bergabung dg alam semesta vberdasarkan latihan yg tekun, dan di buddhis dikatakan bahwa setiap manusia dapat menjadi Buddh, karena pada diri manusia terdapat benih kebudhaan.
31.              Perbedaan Taoisme dg Buddhisme
a.      di dlm filsafat Taoisme kendatipun terdapat pemikiran filsafat yg tebal secara metafdisik dan mistik tidak terdapat penjabaran alam-alam kehidupan sebagaimana yg dijabarkan dlm filsafat Buddha.
b.      di dlm filsafat Taoisme hasil pencapaian kesempurnaan seseorang berkat latihan dan pengolahan batin hanya dikaitkan dg pelupaan diri serta penggabungan di alam semesta. Sedangkan dlm Buddhis pencapaian pengolahan batin dijabarkan dlm tingkatan Jhana atau Dhyana Marga serta Phala.
32.              Perbedaan Buddhisme di Cina dan Buddhisme Cina
a.      Buddhisme di Cina adalah bentuk Buddhisme yg terkait pada tradisi India dan tidak begitu berperan dalam perkembangan filsafat Cina, oleh aliran Vijnanavada.
b.      Buddhisme Cina adalah bentuk Buddhisme yg dekat dg pemikiran Cina, oleh aliran Madhyamika (Jalan Tengah)
33.              Aliran-Aliran dalam Mahayana :
1.      Kelompok Hinayana
a.      Abhidhrama Kosa
b.      Satyasiddhi
2.      Kelompok Mahayana
a.      Yogacara (Vijnanavada)
b.      Tri-Sastra (Madhyamika)
c.       Avatamsaka
d.      Thien Tai
e.      Tantra
f.       Chan (Zen-Dhyana)
g.      Sukhavati
h.      Nichiren
i.        Vinaya
34.              Aliran Abhidharma-Kosa
Pelopor               : Vasubandhu
Inti ajaran        : Penyelidikan Abhidharma, Menekankan bahwa segala macam sankhara dan alam fenomena berada atau bereksistensi, bukan hanya sekedar nama, walaupun  semua itu dicengkeram oleh Anitya, Dukkha dan Anatman.
Tinjauan filosofis : Sankhara dan alam fenomena berada atau bereksitensi bukan sekedar nama, walaupun sankhara dicengkeram oleh tilakkhana. Berkembang di Tiongkok dan Jepang
35.              Aliran Satyasiddhi (Aliran Nihilistik)
Berdasarkan karya Harivarman ; Sastrasiddhi Sastra
Inti ajaran : Menyangkal adanya eksistensi sankhara dan alam fenomena.
Tinjauan filosofis : kekosongan dari setiap eksitensi dan alam fenomena, aku dan dhamma adalah kosong, tanpa inti yg kekal.
Berkembang di India dan Jepang
36.              Aliran Yogacara (Vijnanavada)
Pelopor : Asanga, Vasubandhu dan siswa Maitreyanatha
Inti ajaran :
1.      Membabarkan ajaran ideasi semata (Vijnana-matra) yaitu segalanya adalah konstruksi mental atau kesadaran belaka.
2.      Menguraikan 10 corak khusus mahayana (Kitab Mahayana-samparigraha) ;
a.      Gudang kesadaran (Alaya Vijnana)                        f. Moralitas     
b.      Ideasi-semata (Vijnana-matra)                              g. Meditasi
c.       Pencapaian wawasan ttg ideasi semata                  h. kebijaksanaan
d.      6 paramita                                                             i. pengetahuan tak membedakan
e.      10 dasabumi                                                          j. Trikaya
3.      Menganalisa obyek-obyek mental dan fenomena
Lima kelompok Vijnanavada :
a.      8 Citta Dhamma
b.      51 cetasika Dhamma
c.       11 rupa dhamma
d.      24 citta viprayukta sankhara
e.      6 asankhata dhamma
Berkembang di Jepang oleh Dosho (628-700)
37.              Aliran Madyamika (Tri-Sastra/Sunyavada)
Pelopr : Nagarjuna dan Arya Dewa (Abad I-II), Buddhapalita-Bhavaviveka, Candrakirti-Santidewa.
Aliran ini di Tiongkok dipelopori : Kumarajiva (Abad V)
Inti ajaran :
a.      Menyangkal yg keliru dan menegakan yg benar.
b.      Penekanan pada arti penting terhadap smavrtisatya dan paramartha-satya (Semua kebenaran umum bila dilihat secara umum adalah benar, tapi dilihat secara kebenaran akhir adalah tidak benar).
c.       8 metode untuk menyangkal secara dialetika, yaitu : Tidak dilahirkan, tidak lenyap, tidak langgeng, tidak putus, tidak sama, tidak berbeda, tidak dating dan tidak pergi.
Tri-Sastra (3 buah sastra) dalam aliran ini adalah :
1.      Madhyamika Karika karya Nagarjuna
2.      Dvadasa-dvara karya Nagarjuna
3.      Sastra-Sastra karya Arya Deva.
Metode dialetika Nagarjuna (Prasangavakya) yaitu : Suatu argumen penyusutan sampai kemustahilan, untuk mencapai pada suatu posisi madya yg bebas dari semua nama dan ciri dilaur semua pikiran dan ucapan.
Berkembang di Tiongkok, Cina, Tibet, Korea dan Jepang
38.              Aliran Avatamsaka (Lingkaran Bunga)
Pelopor : B.  Sien Sou (577-640 Masehi) di Tiongkok
Inti ajaran :
1.      Kesadaran manusia itu pada dirinya sendiri telah sempurna dan identik dg Buddha.
2.      Buddha dan segala yg berada adalah satu dan sama
3.      Segala yg terdapat dalam dunia ini saling pengaruh-mempengaruhi tergantung dan terkondisi, tapi sesungguhnya itu satu dan satu itu adalah realitas yg mutlak.
4.      Penekanan pada pengertian Dharmadhatu sbg kebenaran akhir atau mutlak searti dg Tathagatagarbha (Rahim-Thatahagata) yakni apa yg membungkus atau menyembunyikan Buddha.
5.      Pengertian terhadap dasabhumi
Ciri khas aliran ini : Adanya pembagian waktu dan kelompok serta penggolongan berbagai tingkatan aspek ajaran Buddha Vairocana (Avatamsaka Sutra).
Lima penggolongan ajaran SB dlm Avatamsaka.
1.      Aliran Hinayana
2.      Aliran Mahayana permulaan
3.      Aliaran akhir Mahayana
4.      Aliran Mahayana diterangkan scara serentak (tanpa kata-kata)
5.      Aliran Mahayana yg diterangkan secara sempurna.
Lima pembagian waktu dan penggolongan aspek ajaran Buddha  dlm Avatamsaka :
a.      Aliran Hinayana : : mengenai Catur agamas  Sutra serta Abhidhammakosa
b.      Ajaran Mahayana permulaan yg terbagi dua bagian :
1.      Yogacara/vijnanavada; adanya  golongan ichantika  yg tidak memliki Buddha Svabava (benih kebudhaan)  sehingga tidak dapat menjadi Buddha.
2.      Aliran Trisastra,  yg menekankan  pada penyangkalan  pada semua elemen  Dharma (dharma sunyata) dan menendaskan  bahw asemua mahluk  mempunyai benih kebuddhaan.
c.       Ajaran akhir mahayana dg menekankan pada dharma  tathata  dan menegaskan  bahwa semua insan  dapat mencapai samyaksambuddha  dan menjadi Buddha.
d.      Ajaran mahayana yg diterangkan  tanpa kata-kata,  dg latihan yg teki\un  tanpa banyak kata-kata  serta menembus lsila, samadhi dan akhirnya mencapai prajna  (termasuk aliran zen.
e.      Aliran mahayana yg diterangkan  dg sempurna  dan harmonis, ada dua golongan ;
1.      Ekayana dari Avatamsaka, ini diajarkan dg metode  yg sama serta  sejajar dg triyana yaitu : Hinayana, mahayana yg bertahap, dan mahayana/ajaran  pelaksanaan segera mahayana.
2.      Ekayana dari Avatamsaka yg berdiri sendiri, disini ajarannya lebih tinggi  daripada yg lain serta adanya keharmonisan  yg total dari ekayana.
Enam sifat khusus dalam Avatamsaka :
1.      Universalitas , tampak dlm lima skhandha
2.      kekhususan, organ-organ yg ada berdaya tidak sama
3.      keserupaan organ-organ serupa dan saling berhubungan dlm satu organisme
4.      keanekaragaman setiap organ memiliki hubungan tertentu dg keseluruhan
5.      gabungan semua organ berkerja sama saling melengkapi
6.      perbedaan, setiap organ berkedudukan khusus dan melakukan fungsinyaa yg memperbedakan.
Berkembang di Tiongkok.
39.              Aliran Thien Tai (Nama Gunung  Thien Tai di Tiongkok)
Pelopor : B. Ce Khai (531-597), Hui Wen dan Hui She
Berpedoman : Saddharma Pundarika Sutra, Amitartha Sutra, Nirvana, Maha Parjnaparamita Sutra, Mahayana Sradhotpada Sastra.
Inti ajaran :
1.      Setiap insan dapat mencapai kebuddhaan.
2.      Segala sesuatu yg bersyarat tidak kekal (Anitya)
3.      Segala sesuatu yg bersyarat adalah penderitaan (Dukha)
4.      Segala Dharma/semua unsur  tanpa aku (Anatman)
5.      Nirvana adalah ketenangan abadi atau keadaan sejati
6.      Semua unsur ditandai dg 10 corak kedemikian (Tathata) ;
“Bentuk demikian, sifat, wujud, kekuatan, perilaku, sebab, syarat, hasil, pahala dan awal-akhir”.
7.      Tiga kebenaran ; Kebenaran kosong, kesementaraan dan kebenaran tengah.
8.      Mengemukakan 10 tingkatan alam ;
“Buddha, Bodhisatva, Pratyeka Buddha, Sravaka, Devata, Manusia, Asura, Preta, Alam Binatang dan Penghuni Neraka”.
8 metode pengajaran sebelum dan sesudah masa Saddharmapundarikka  dlm Tien tai :
- sebelum :
1.      Metode menerangkan secara seketika
2.      metode menerangkan secara perlahan-lahan
3.      metode yg sifatnya tersembunyi
4.      metode pengajaran secara mistik

- Sesudah

5.      Pelajaran tripitaka
6.      pelajaran persatuan
7.      pelajaran yg dirincikan
8.      pelajaran keharmonisan agung
Lima pembagian waktu menurut Tien Tai :
1.      Periode Avatamsaka : 3-7 hari SB menerangkan dharma yg amat sulit dipahami oleh umat awam.
2.      Periode agama sutra : selama 12 tahun SB menerangkan dharma yg mudah ddipahami oleh umat awam
3.      periode Vaipulya sutra : selama delapan tahun SB menerangkan ajaran yg tercaantum dlm Lankavatara sutra, vimala kirti, nirdesa sutra, svarnaprabhasa sutra.
4.      periode prajna paramitha sutra : selama 22 tahun SB menerangkan Mahaprajnaparamitha.
5.      Periode Sadharmapundarika sutra : selama 8 tahun SB menerangkan Sadharma Pundarika sutra, tetapi sebelum Parinibbana menerangkan Mahaparinirvana sutra.
Berkembang di Asia Timur, Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam.
40.              Aliran Tantra
Pelopor : Subhakarasinha, Vajarabodhi dan Amoghavajra
Inti ajaran :
1.      Menekankan praktek mistik dalam usahanya mencapai persatuan dg kosmos dan melalui sarana-sarana seperti sikap tubuh, konsentrasi pada ucapan dan pikiran yg dibantu dg symbol  religius lainnya.
2.      Menekankan pada pengalaman pencerahan dg symbol 3 tubuh serta pentingnya kesadaran.
3.      Menekankan praktik mistik dg 3 aspek ; Mudra (Sikap tubuh dg jari-berjalin), Dharani (syair-mistik)-Mantra (Sabda-mistik) dan Konsentrasi (Yoga).

Empat mandala dlm tantra

1.      Maha Mandala, gambar tempat kediaman para buddha dan makluk lainnya
2.      Samaya mandala : juga tempat kediaman para Buddha dan makluk lainnyaa ditambah dengan benda-benda duniawi
3.      Dharma mandala: berbentuk bija aksara melambangkan para dewa dan ariya lainnya
4.      karma mandala gambar dari figur-figur buatan misalnya arca.

Empat macam aliran tantra

1.      Kriya Tantra, bersifat keupacaraan dan bakti, keyakinan (saddha) lebih menonjol dibandingkan prajna
2.      Carya Tantra, keyakinan dan prajna seimbang
3.      Yogatantra, dlm tingkat ini, proses kontenplatidf dan analitik lebih berkembang, serta tumbuhnya perasaan kesamaan.
4.      Anuttarayogatantra, penyadaran mistik akan kenyataan bahwa nirwana dan samsara itu identik, yg memuncak dlm rasa kesamaan mutlak.
TIga periode perkembangan  Tantra Tibet :
a.      Masa poermulaan
b.      Masa pertengahan
c.       masa permulaan gelar Dalai Lama di abad XVII hingga sekarang.
Berkembang di Tiongkok, Jepang, Tibet.
41.              Aliran Chan (Zen)
Pelopor : Bodhi-dharma di Tiongkok
Inti filsafat atau ajaran :
1.      Dia yg melihat Dhamma, melihat Buddha
2.      Terangi hati dan lihatlah karakter diri sendiri
3.      Pengertian ttg sunyata
4.      Sesuatu yg diajarkan dilaur kata-kata dan disampaikan dari hati ke hati.
Sumber literature Zen antara lain :
1.      Sutra Altar : ttg catatan dialog Zen dg Master Hui Neng
2.      Sutra Intan : Pikiran jangan melekat pada apapun.
3.      Lankavatara Sutra :  pikiran, kebuddhaan, kekosongan
Arti kata ZEN : Bunyi bhs Jepang untuk mengucapkan huruf Ch’an dari bhs Tiongkok (Kanji), sedangkan Ch’an adalah perubahan bunyi dari Ch’an-An yg berasal dari kata Sansekerta yg berarti Dhyana.
Dhyana/Zen scr harafiah berarti duduk bersila dg badan tegak lurus seraya memusatkan pikiran (bermeditasi).
SATORI :  Sadar dlm arti yg umum. Satori mrp intisari dari Zen yaitu pengertian yg baru terhadap kehidupan dan semua masalah duniawi.
Terbebasnya pikiran dari pandangan dualisme yg begitu terbiasa dan melekat pada pikiran.
KOAN : - Bunyi bhs Jepang untuk mengeja kata “Kung An” dari bhs Tionghoa yg secara harafiah “Kung” berarti umum dan “An” berarti masalah.
   -  Mrp Kata-kata yg harus dimengerti berdasarkan penghayatan.
   - Mrp Ekspresi yg dipakai oleh kaum Zen, baik bhikhsu maupun upasaka untuk menerangkan sesuatu yg harus dihayati berdasarkan pengalaman hidupnya.
Enam Patriach dlm zen :
a.      Patriach I : Bodhidharma (wft 532)
b.      Patriach II : Hui Khe (487 – 593)
c.       Patriach III : Sheng Chan (wft 606)
d.      Patriach IV : Tao Sin (580-651)
e.      Patriach V : Hung Jen (601-674)
f.       Patriach VI : Hui Neng (638- 713)
Keyakinan dalam Zen Buddhisme :
Keyakinan Zen adalah pendekatan diri terhadap nilai-nilai yg absolut (TYME) yg termanifestasi di dalam Dharma, tapi bukan sesuatu yg digembar-gemborkan yg terpenting penembusan terhadap nilai-nilai hidup ini.
42.              Aliran Sukhavati
Pelopor : Bodhiruci (503-535)
Berpedoman : Amitabha Sutra, maha Sukhavati Vyuha dan Amitayus Dhyana Sutra.
Inti ajaran :  Menitikberatkan bhakti terhadap Amithaba Buddha yg berdiam di Sukhavati.
Dikatakan : ”Dia yg menyebut Namo amitabha Buddha dg kasih saying dan welas asih kpd semua makhluk, semasa hidupnya tekun menyebut Namo Amitabha Buddha dan menerapkan Pancasila Buddhis serta melaksanakan maitri Karuna, maka ia akan terlahir di alam Sukhavati pada kehidupan sekarang maupun mendatang.
Berkembang di Tiongkok, Jepang.
43.              Aliran Nichiren
Pelopor : B. Nichiren Daishonin (1222-1282)
Berpedoman :
1.      Muryogikyo (Amirtartha S) ; Dharmagathayasa.
2.      Hokkekyo (Sadharmapundarika S) ; Kumarajiva
3.      Nehankyo (Nirvana S) ; Than Wu Chien
4.      Wimukyo (Vimalakirti Nirdesa Sura)
Inti ajaran :
1.      Memandang dunia yg penuh penderitaan dg tidak bersikap pesimis-negatif melainkan dinamis- positif.
2.      Mengajarkan 3 Hukum rahasia/gaib yaitu :
a.      Gohonzo (Obyek sacral untuk pemujaan symbol)
b.      Daimoko (Pembacaan mantra agung)
c.       Kaidan (Penyembahan/pentahbisan)
44.              Aliran Vinaya
Pelopor : B. Tao Hsu An (Abad VI M) pd Dinasti Tang
Inti ajaran : Menguraikan peraturan, terdiri dari 4 sumber Vinaya (Catuh-Vinaya) :
1.      Sarvastivada vinaya yg diterjemahkan kedlm bahasa Thionnghoa antara tahun 404-406 M, oleh Punyatara dan terdiri atas 61 ciian.
2.      Dharmagupta vinaya yg diterjemahkan kedlm bahasa Thionghoa antaraa tahun 405 M, oleh Buddhayasa dan terdiri atas 60 Ciian
3.      Mahasanghika vinaya yg diterjemahkan kedlm bahasa thionghoa antara tahun 405 M, oleh Buddhabhadra dan terdiri atas 40 ciian
4.      Mahisasaaka vinaya yg diterjemahkan kedlm bahasa Thionghoa antara tahun 423 M, oleh Buddhajiwa dan terdiri atas 30 ciian..
45.              Pokok-pokok ajaran Mahayana ;
a.      Ttg yg absolut dan Trikaya
b.      Sunya-sunyata
c.       Samvrti satya dan paramartha satya
d.      Pudgala nairatmya dan Dharma nairatmya
e.      Nirvana dan samsara
f.       Bodhiosatva dan sad paramita
g.      Dasa bhumi dan upaya kausalya
h.      Dharmadhatu, Bhutakoti dan Tathata
i.        Alam kehidupan dan jalan keselamatan
j.        Fenomena manusia dan alaya vijnana
46.              Persamaan dan Perbedaan Mahayana Dengan Hinayana
Persamaan :
a.      untuk melepaskan diri dan mengikis dari lobha, dosa dan moha.
b.      4 kebenaran mulia dan 8 jalan utama
c.       segala sesuatu yg bersifat fenomena adalah tidak kekal dan tanpa inti yg kekal.
d.      hukum sebab akibat yg saling bergantungan, hukum karma dan kelahiran kembali.
Perbedaan :
1.      Hinayana menggunakan bahasa Pali dan Sansekerta campuran sedangkan Mahayana menggunakan bahasa sansekerta murni.
2.      HInayana adalah sesuatu yg bersifat etika, moralitas dan sejarah, sedangkan  di dlm Mahayana bersifat religi dan metafisis, filsafat mahayana terbentuk setelah parinirvana SB
3.      menurut pandangan Hinayana, Nibbana bersifat individualistik, tetapi bukan suatu penyangkalan melainkan suatu keadaan yg kekal damai, bahagia, kesucian, menurut Mahayana nibbana adalah  sesuatu pencapaian pengetahuan sempurna, yaitu Prajna paramita atau kebuddhaan.
4.      dlm Hinayana tidak terdapat konsep Sunyata dan alaya vijnana citta yg terdapat dlm aliran Madhyamika dan Vijnnanavada dari Mahayana.
5.      dlm Hinayana pengikutnya disebut Sravaka yg berusddaha menjadi arahat yg akhirnya mencapai nibbana. Sedangkan dlm Mahayana pengikutnya disebut Bodhisatva yg berusaha untuk mencapai Bodhio Pranidhi Citta dan Bodhi Prastana Citta  untuk mereka harus berjanji untuk mencapai Bodhi dan akhirnya menjadi Buddha serta berusaha untuk kesempurnaan di dlm  enam paramita dan dasa bhumi tujuan terakhir mereka adalah menghayati paramatha satya.
6.      menurut Hinayana buddha muncul sekali dlm satu kalpa sedangkan menurut Mahayana setiap mahluk mempunyai sifat kebudhaan yasng berasal dari Tathagatagarbha, yaitu suatu perpaduan antara sifat buruk dan baik dan bila sifat buruk telah dinetralisasi maka dia akan menajdi Tathagata.
7.      di dlm Hinayana  hubungan antara awam dan sangha sangat erat dan saling mengisi.   sedangkan  di dlm Mahayana hubungan awam dg sangha tetap ada namun juga ditekankan bahwa setiap umat awam juga seorang bodhisatwa.
47.              Perbedaan Budhisme dasar (The Primitiv Buddhism) dg The shcool of Buddhism :
The Primitive Buddhism yaitu semasa hidupnya SB, The shcool of Buddhism yaitu masa munculnya aliran-alirana pemikiran dlm agama Buddha hal ini terjadi pada konsili ke dua/Sangha Samaya II
48.              Tokoh-tokoh Mahayna dan karyanya :
1.      Asvagosa  (Pembabar Mahayana I/penyair) :
a.      Mahayna sraddhotpada sastra : Berisi ttg kebangkitan keyakinan Mahayana terhadap bhuta-tathata dan dharma-kaya, yakni prinsip tertinggi yg mrp wahana yg akan membawa keselamatan bagi yg meyakininya untuk meyeberangi kelahiran dan kematian menuju nirvana.
b.      Buddha-carita kavya : Berisi kisah riwayat SB serta pujian-pujian terhadap SB.
2.      Nagarjuna (Pemikir Buddhis I secara filosofis)
a.      Mahapradnaparamita Sutra : Berisi sunyata, praktek Bodhisattva.
b.      Ajaran kekosongan (Sunyata)
c.       Pratitya-samutpada (perasaan saling bergantungan)
3.      Arya Sanga/Asanga  (Pelopor Vijnanavada) :
a.      Saptadasabhumi Yogacarabhumi, Alaya Vijana
b.      Sutralankara, Madhantavibhaga Sutra
c.       Vajrachedikhasutra, Yogavibhaga Sastra
d.      Mahayana Samparigraha Sastra
4.      Vasubhandhu  (Saudara Asanga) :
a.      Abhidharma Kosa, Dasabumika Sastra
b.      Nirvana Sastra, Vidyamatrasidhi Sastra
c.       Sadharmapundarika Sutra, Aparimitayus Sutra Sastra
d.      Vidyamatrasidhi, karmasidhiprakarana
49.              Pokok-pokok Dasar Ajaran Mahayana ada 5 yaitu :
1.      Tri ratna (Buddha, Dhamma, Sangha)
2.      4 Kesunyataan Mulia (Catvari Arya Satyani) dan 8 jalam utama (Hasta Arya Marga)
3.      Tiga corak utama (Anitya, Dukkha, Anatma)
4.      Hukum Pratyasamudpada
5.      Hukum Karma dan Kelahiran kembali
50.              MANTRA berfungsi membantu dlm penghayatan akan kesatuan antara kosmos dan seseorang yg mrp suatu proses psikofisik, dlm mengucapkan mantra perlu konsentrasi mendalam dan meditasi agar mantra memiliki kekuatan.
Terbentuknya Mantra : Pada mulanya sebuah sutra panjang diringkas jadi beberapa bait kalimat (Hrdaya), lalu diringkas jadi Dharani yg terdiri dari 1 atau 2 baris kalimat. Kemudian diringkas jadi mantra yg hanya terdiri dari beberapa suku kata. Akhirnya mantra bisa diringkas lagi jadi bija mantra (benih mantra) yg terdiri dari 1 suku kata tunggal.
51.              Pandangan kaum Mahasangika berkenaan dg Vinaya :
Menurut kaum Mahasangika pandanganya sejalan dg pandangan SB yakni menekankan makna batiniah ketimbang yg harafiah serta pelaksanaan yg sesuai dg metode jalan tengah.
52.              Masa munculnya Mahayana dan The School of Buddhism-The Primitif of Buddhism
Munculnya Mahayana dlm sejarah agama Buddha dimulai sejak SB Parinibbana dan hampir lengkap sejak abad I SM.
The Scool of Buddism : Masa atau periode munculnya sekolah-sekolah dlm agama Buddha setelah konsili ke-2 sampai abad I M.
The Primitif of Buddhism : Masa Buddhism dasar, ketika SB masih hidup di dunia.
53.              Latar belakang munculnya Sarvastivada :
Munculnya Sarvastivada disebabkan karena Staviravada lebih menekankan pada Sutra Pitaka, sedangkan kaum Sarvastivada lebih mengutamakan ajaran Abidharma sehingga perpecahan tak dapat dielakan lagi.
54.              Konsep tentang Sunyata :
Sunyata adalah suatu kekosongan yg mengandung pengertian filosofis dan dialetik, karena pengertian kekosongan disini berarti penuh/kepenuhan dan berisi. Jadi kekosongan bukanlah sesuatu yg nihilistic.
55.              Alasan Gol. Staviravada terhadap Gol. Mahasangika sbg Bhikkhu Papa (amoral) :
Berkenaan dg soal Vinaya yg mungkin dianggapnya memperlunak, tidak bisa diterima.
Mahasangika menangkis tuduhan tsb dg mengajukan budaya spiritual Buddhis yaitu menghindari pemanjaan diri yg berlebihan dan penyiksaan diri. Dikatakan metode jalan tengah pun tercermin dlm sikap SB.
56.              Pudgala Nairatmya dan Dharma-Nairatmya
Secara harafiah Pudgala-Nairatmya berarti insane/manusia yg tidak mempunyai inti yg kekal, pengertian ini sesuai dg paham Sarve Dharma Anatma dari SB.
Dharma-Nairatmya berarti segala alam fenomena tanpa inti yg kekal.
57.              Kemunculan Mahayana sesuai dg Hukum Evolusi Dialetika :
Hukum Evolusi Dialetika menunjukan bahwa fase yg tumbuh lebih lalu secara potensial sudah terkandung dlm fase sebelumnya. Kemunculan Mahayana mrp aktualisasi dari makna hakiki ajaran ajaran SB sebelumnya atau dg kata lain di dalam madzab lainnya secara potensial sudah terkandung.
58.              Deskripsi Tathagata Menurut Vajrachedika Prajna Paramita Sutra :
Tathagata tidak dapat dilihat dlm bentuk badan jasmani, sebab apa yg dikatakan oleh Tathagata sbg bentuk badan jasmani sebenarnya bukan bentuk badan jasmani. Dikatakan bahwa bentuk-bentuk ciri semuanya bukan sejati, tapi hayalan saja. Jika kita memandang semua bentuk bukan perwujudan bentuk, barulah dapat mengenal Tathagata.
59.              Bodhisatva Ditinjau secara Dialetika :
Bodhisatva ialah makhluk suci sbg calon Buddha yg bertujuan menolong semua makhluk.
Secara Dialetika tujuan ini mengandung makna bahwa keluar kpd makhluk lain mengembangkan maitri karuna, tapi ke dalam diri sendiri ia mengembangkan Vipasyana sehingga kedua tsb menjadi satu kestuan.
60.              Samsara dan Nirvana menurut Filsafat Madyamika dari Nagarjuna :
Menurut Nagarjuna dikatakan bahwa Samsara dan Nirvana adalah sama, karena apa yg menjadi batasan Nirvana juga batasan Samsara. Samsara mrp kenyataan di dalam kehidupan. Nirvana bukanlah sesuatu yg berubah secara obyektif dan yg berubah suatu kenyataan secara eksistensi, sedangkan keberadaan dan kelangsungan semua Dharma  adalah Sunna.
61.              Hubungan Prajna-Karuna dengan Sunnata :
Parjna adalah intuisi yg absolut dan mrp segi trasenden dari Sunnata. Karuna adalah segi imanen Sunnata yg mrp prinsif aktif dari Sunnata dlm alam semesta.
62.              Golongan yg Memunculkan Istilah Hinayana dan Mahayna :
Istilah Hinayana dan Mahayana muncul dari golongan Mahasangika untuk memperlihatkan superioritas ajarannya dibandingkan dg pandangan golongan Staviravada. Sutra-sutranya disebut Agama Sutra terdiri dari : Dhirgagama Sutra, Madyamagama Sutra, Samyuktagama Sutra dan Ekottarikagama Sutra.
63.              Pengertian Bodhisatva Sila :
Bodhisatva Sila adalah aturan atau disiplin dlm Mahayana untuk melaksanakan aturan kebodhisatvaan, yg terdiri dari 58 pasal meliputi :
a.      Garukapatti (kesalahan besar) terdiri 10 pasal
b.      Lahukapatti (kesalahan ringan) terdiri 48 pasal.


64.              3 Definisi Samvrti Satya (kebenaran umum) menurut Candra Kirti :
1.      Secara kata-kata yg diartikan bahwa Samvrti menutupi seluruh sifat sesungguhnya dari benda-benda sehingga mereka terwujud.
2.      Hubungan yg saling berhubungan dari benda-benda, yaitu kerelatifan mereka yg dihubungkan dg fenomena.
3.      Sifat konfensional/umum seperti apa yg biasanya diterima oleh umum.
65.              Konsep Dharmakaya menurut Madyamika dan Yogacara :
Alran Madyamika mengartika Dharmakaya sbg kekosongan, sedangkan Yogacara mengartikan sbg yg Absolut.
66.              Peranan Asvaghosa terhadap perkembangan Mahayana :
Asvaghosa adalah tokoh yg berjasa dlm pembabaran kebangkitan keyakinan terhadap Mahayana , dlm risalahnya yg berjudul “Mahayana Sradhotpada Sutra”. Ia mrp pembabar Mahayana pertama yg telah menggunakan istilah Mahayana.
67.              Isi kitab Vimalakirti Nirdesa Sastra :
a.      Membahas masalah yg berhubungan dg filsafat dan Dharma SB yg dipandang dari sudut seorang Upasaka bijaksana yg bernama Vimalakirti.
b.      Membahas dan menekankan pengertian ttg pencapaian pembebasan yg dapat dilakukan oleh setiap orang, asal rela melepaskan keterikatan dunia dan spiritual.
68.              Sanghyang Kamahayanikan menurut Dr. Arthur Fitz :
Sanghyang Kamahayanikan menguraikan ttg 4 hal yaitu :
a.      Kehidupan moral dan tingkah laku dari seorang siswa dlm rangka menyiapkan dirinya untuk kehidupan spiritual.
b.      Penjelasan ttg Sad-Paramita
c.       Adanya metode Yoga, dimana seorang siswa mempunyai hubungan lebih tinggi dg spiritual.
d.      Ajaran Esoterik ttg Dhyani Buddha, para Bodhisatva dll.


No comments:

Post a Comment