Sunday, April 29, 2012

PATHISADHI (PUNABBHAVA)

           Punabbhava terdiri dari dua gabungan kata yaitu Puna (lagi) dan bhava (jadi, menjadi). Jadi arti punabbhava adalah menjadi lagi atau dalam pengertian lain lahir kembali.
          Dalam “Paticcasamuppadda”, bahwa “keinginan” menimbulkan “ikatan”, ikatan menimbulkan “arus penjelmaan”, “arus penjelmaan” menimbulkan “tumibal lahir”. Keinginan-keinginan dari seorang yang meninggal pasti akan menimbulkan ikatan, dan ikatan pasti akan menimbulkan arus penjelmaan, arus penjelmaan kemudian akan menimbulkan tumibal lahir atau kelahiran.
          Seorang yang meninggal dunia, kesadaran ajal (cuti-citta) mendekati kepadaman dan di dorong oleh kekuatan-kekuatan kamma. Padamnya kesadaran ajal langsung menimbulkan kesadaran penerusan (patisandhi-vinnana) atau menjalar kedalam badan yang baru untuk timbul pada 31-Alam-Kehidupan sesuai dengan kammanya. Dalam kata lain kesadaran seseorang yang meninggal dunia “menjalar” kedalam badan baru, sesuai dengan kammanya dinamakan “Patisandi citta”.
          Sang Buddha mengajarkan bahwa “tanha” atau keinginanlah yang merupakan prinsip penggerak arus kehidupan ini. Dan arus kehidupan ini akan terus bergerak selama “tanha” masih ada.


# Proses Berpikir #
         
Menurut Abhidhamma, dalam keadaan biasa pada saat berpikir terdapat 17 getarean kesadaran, yang berlangsung dengan cepat, yaitu:
  1. Bhavanga Atita yaitu kesadaran tak aktif lampau.
  2. Bhavanga Calana adalah kesadaran yang bergetar.
  3. Bhavanga Upaccheda yaitu tahap pada waktu Bhavanga Celana berhenti.
  4. Pancadvaravajjhana atau kesadaran mengarah pada lima pintu indria
  5. Pancavinnana yaitu lima kesadaran
  6. Sampaticchana yaitu kesadaran menerima
  7. Santirana yaitu kesadaran pemeriksa
8.    Votahapana yaitu kesadaran memutuskan
9-15. Javana yaitu kesadaran implus
16-17. Tadalamana yaitu kesadaran merekam

# Proses Kematian #

            Proses kematian hanya berbeda sedikit dengan proses berpikir dalam keadan biasa atau normal. Adapun proses kematian yaitu sebagai berikut;
1.    Bhavanga Atita adalah keadaan kesadaran tak berbeda dangan proses berpikir biasa
2.    Bhavanga Calana yaitu kesadaran yang bergetar
3.    Bhavanga Upaccheda yaitu proses berpikir orang yang akan segera meninggal
4.    Manodvaravajjana yaitu kesadaran yang mengarah pada 5 pintu indriya pikiran
5.    Marana Javana citta yaitu implus Javana mendekati kematian yang merupakan tahap psikologis yang penting. Salah satu dari dari tiga obyek pikiran atau tanda kematian yang muncul pada tahap ini adalah;
Ø  Kamma Aramana (obyek kamma)
Ø  Kamma Nimita Aramana (obyek bayangan kamma)
Ø  Gati Nimitta Aramana (obyek simbol kamma)
6.    Tadalambana muncul setelah tahap kesadaran implus dari Maranasanna Javana Citta
7.    Cuti-Citta (kesadaran kematian) adalah kesadaran terahir yang ada pada kehidupan sekarang
8.    Patisandhi Vinnana (kesadaran kelahiran kembali)

# Proses Kelahiran Kembali #
           
Proses kelahiran kembali hanya berlangsung lima tahap pada batin seeorang yaitu:
1.   Patiandhi vinnana
2.    Bhavanga Citta
3.    Manodvaravajjhana
4.    Javana
5.    Bhavanga Atita

Kehidupan manusia dan makhluk lain hanya tergantung pada jasmani dan batin. Secara teknis batin dibicarakan sebagai kesadaran yang selalu berubah-ubah. Dalam keterangan diatas kita menemukan banyak macam kesadaran dengan nama yang berbeda-beda, tetapi kesadaran itu hanya satu pada setiap saat. Perubahan nama kesadaran karena kesadaran itu sendiri berubah-ubah.

Sumber;
                Pokok-pokok dasar agama Buddha II, Universitas Terbuka, 1994-1995, Mulyadi Wahyono, S.H.

No comments:

Post a Comment