Seperti ribuan remaja
lainnya, Margaret sedang berusaha mendapatkan suatu pekerjaan. Dia membaca
tentang adanya lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan dan dia merencanakan
untuk pergi ke sana .
Hari itu angin keras dan
salju turu dengan deras. Di dalam bis, Margaret melihat ada beberapa gadis yang
lebih cantik dan berpakaian lebih baik dari dirinya. Mereka turun dari Bis di
tempat yang sama. Rupanya mereka juga ingin melamar pekerjaan di perusahaan
itu. “Ya Tuhan,” Margaret berdoa dalam hati, “bantulah saya. Keluarga saya
sangat membutuhkan uang.”
Tepat pada saat itu, seorang
wanita setengah umur turun dari bis, dan tergelincir jatuh di salju.
Gadis-gadis itu melirik ke arahnya sesaat tetapi lalu terus berjalan. Wanita
itu kelihatan pusing. Topi, kaca mata dan tasnya tergelatak di kakinya. Untuk
beberapa saat Margaret ragu-ragu. Pikirnya, jika dia membantunya, gadis-gadis
yang lain itu akan lebih cepat memasukkan lamaran kerja mereka daripada dia.
Dia juga merasa bahwa dia juga harus bergegas. Namun tiba-tiba satu kalimat
dari ibunya terus menerus bergema dalam pikirannya; “Tanda seorang agamawan
sejati adalah perhatian untuk sesama.” Margaret berhenti dan membantu wanita
itu berdiri dan memungut semua barang miliknya.
“Bisakah kamu membantu saya
pergi ke kantor di depan itu?” pinta wanita itu. “Saya merasa agak gemetar.”
Mereka pun berjalan sangat perlahan-lahan menuju kantor perusahaan itu. Ketika
mereka sampai di kantor itu, wanita itu berterima kasih kepadanya dan segera
masuk ke suatu ruangan.
Beberapa saat kemudian tiba
juga gilira Margaret untuk masuk ke ruangan wawancara bagi para pelamar kerja.
Margaret dianter ke ruangan manajer. Dan betapa terkejutnya dia, karena sosok
pribadi yang duduk di kursi manajer itu tidak lain adalah wanita yang tadi
jatuh terpeleset kemudian dituntunnya berjalan.
Wanita itu tersenyum dan
berkata kepadanya, “Saya telah menunggumu… Lowongan yang ada adalah pekerjaan
sebagai resepsionis. Seorang gadis cerdas yang penuh perhatian seperti kamu,
memenuhi syarat untuk pekerjaan itu.”
Sebutir air mata menetes di
pipi Margaret. Ia diterima bekerja di kantor perusahaan itu.
No comments:
Post a Comment