Bilamana raja-raja berlaku tidak benar, demikian pula
para brahmana, rakyat penduduk kota maupun desa menjadi tidak benar, maka
matahari dan bulan bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi berubah garis
orbitnya. Siang malam, bulan musim dan tahun berubah pula. Angin bertiup salah
waktunya (musim) hujan pun turunnya kurang. Sehingga panen matang pada musim
yang salah, maka akibatnya manusia berusia pendek, buruk-rupa, lemah dan
sakit-sakitan. Sebaliknya, raja-raja berlaku benar pada musimnya, maka manusia
berusia panjang, cukup, kuat, dan sehat.
(Pattakammavagga,
Anguttara Nikaya)
Hubungan moral sosial sangat erat sekali dengan hukum alam, sehingga
pengaruhnya dirasakan oleh manusia sendiri. Peranan pemerintah (raja dan
menteri) juga mempunyai dampak yang besar sekali dalam tata surya kita.
Singkatnya tingkah laku manusia sendirilah yang mempercepat dan memperlambat
terjadinya evolusi perubahan itu, dengan mengakibatkan sistem edar tata surya.
Dalam Anguttara Nikaya, Sang Buddha menyatakan tentang hancurnya bumi kita ini
sebagai berikut :
Para Bhikkhu, bentuk apapun tidak kekal, goyah dan tak
tetap. Akan tiba suatu masa setelah bertahun-tahun ... atau ratusan tahun,
tidak ada hujan. Ketika tidak ada hujan, maka semua bibit tanaman ...
pohon-pohon besar di hutan menjadi layu, kering dan mati ... selanjutnya akan
tiba suatu masa, suatu waktu diakhir masa yang lama, matahari kedua muncul ...
maka semua sungai kecil dan danau kecil surut kering dan tiada ... selanjutnya
akan tiba suatu masa, suatu waktu diakhir masa yang lama, matahari ketiga
muncul ... maka semua sungai besar seperti Gangga Yamuna ... surut, kering dan
tiada ... selanjutnya matahari keempat muncul... maka semua danau besar menjadi
surut dan kering... selanjutnya matahari kelima muncul ...’maka air maha
samudera surut sampai sedalam mata kaki. Selanjutnya matahari keenam muncul ...
maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung mengeluarkan,
memuntahkan dan menyemburkan asap ... para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu
masa, suatu waktu diakhir masa yang lama, matahari ketujuh mncul, maka bumi
dengan gunung Sineru ... terbakar; menyala berkobar-kobar dan menjadi seperti
bola api yang berpijar ... disebabkan oleh nyala yang berkobar-kobar bumi ...
hangus total ada hara maupun abu yang tersisa bagaikan mentega atau minyak yang
terbakar hangus tanpa sisa. (Sattakanipata,
Anguttara Nikaya)
No comments:
Post a Comment