Bersujud di hadapan patung Buddha
bukanlah memuja berhala. Ini merupakan ungkapan rasa hormat yang mendalam.
Sujud merupakan pernyataan bahwa Buddha telah mencapai Penerangan Sempurna dan
Tertinggi. Dengan melakukan ini seseorang dapat menekan keinginan, perasaan
menang sendiri, dan menjadi lebih siap mempelajari ajaran Buddha.
Beranjali
Meletakkan kedua telapak tangan di
depan dada (anjali) merupakan suatu tradisi untuk menyatakan penghormatan
tertinggi kepada Tiga Permata. Ketika seorang umat Buddha menyapa yang lain,
mereka mengatupkan kedua telapak tangan seperti sekuntum bunga teratai yang
kuncup, sedikit membungkukkan badan, dan dengan perlahan berkata “Sekuntum
teratai (simbol kesucian dalam Agama Buddha) untukmu, seorang Buddha di masa
depan.” Salam ini memberikan pengakuan adanya benih-benih Penerangan Sempurna
atau benih Kebuddhaan di dalam diri orang lain oleh karenanya kita mengharapkan
kebaikan dan kebahagiaan untuknya. Meletakkan kedua telapak tangan juga
mempunyai efek pemusatan dan penenangan pikiran.
Pradaksina
Pradaksina merupakan kegiatan
mengelilingi sebuah obyek pemujaan seperti stupa (sebuah bangunan bersejarah
tempat menyimpan reliks suci), pohon Bodhi (pohon di mana Buddha duduk di
bawahnya saat Beliau mencapai Penerangan Sempurna), atau Pratima Buddha,
sebanyak tiga kali atau lebih sebagai wujud sikap hormat. Ini dilakukan dengan
meditasi berjalan searah jarum jam; seseorang menjaga agar tetap berada di sisi
kanan obyek pemujaan.
Persembahan
Memberikan persembahan di altar
merupakan wujud bakti, yang menunjukkan penghormatan dan pemujaan kepada Tiga
Permata. Setiap benda yang dipersembahkan memiliki makna masing-masing.
Cahaya
Persembahan cahaya mengingatkan kita pada pancaran sinar
Kebijaksanaan yang menghalau kegelapan dan ketidaktahuan di dalam usaha
mencapai Penerangan Sempurna. Ini mendorong kita mencari cahaya Kebijaksanaan. Menghormati
Budha, kita mempersembahkan lilin dan pelita :
Kepada-Nya, yang merupakan cahaya, kami persembahkan cahaya.
Dengan lampu-Nya yang agung, kami nyalakan pelita dalam diri kami
Pelita Bodhi (Penerangan Sempurna) bersinar dalam hati kami.
Kepada-Nya, yang merupakan cahaya, kami persembahkan cahaya.
Dengan lampu-Nya yang agung, kami nyalakan pelita dalam diri kami
Pelita Bodhi (Penerangan Sempurna) bersinar dalam hati kami.
Bunga
Persembahan bunga-bunga yang segar dan
indah, yang segera akan menjadi layu, tidak lagi wangi dan pudar warnanya
mengingatkan kita pada ketidakkekalan semua benda, termasuk kehidupan
kita. Ini mendorong kita untuk menghargai setiap momen dalam hidup kita dan
tidak terikat padanya.
Menghormati Buddha, kita mempersembahkan bunga:
Bunga-bunga yang saat ini segar dan mekar dengan indahnya,
Bunga-bunga yang esok akan memudar dan berguguran,
Demikianlah tubuh ini, seperti bunga, akan lapuk juga.
Bunga-bunga yang saat ini segar dan mekar dengan indahnya,
Bunga-bunga yang esok akan memudar dan berguguran,
Demikianlah tubuh ini, seperti bunga, akan lapuk juga.
Dupa
Persembahan dupa wangi yang dibakar
memenuhi udara di sekelilingnya melambangkan jasa kebajikan dan efek penyucian
dari tingkah laku yang bermanfaat. Ini mendorong kita untuk melawan semua setan
(godaan) dan membangkitkan hal-hal yang baik.
Menghormati Buddha, kita mempersembahkan dupa:
Dupa yang wanginya meresap di udara
Keharuman hidup yang sempurna, lebih manis daripada dupa
Menyebar ke segala penjuru di seluruh dunia.
Dupa yang wanginya meresap di udara
Keharuman hidup yang sempurna, lebih manis daripada dupa
Menyebar ke segala penjuru di seluruh dunia.
Air
Persembahan air melambangkan kesucian,
kemurniaan, dan ketenangan. Ini mendorong kita untuk melatih tindakan, ucapan
dan pikiran kita untuk mendapatkan sifat-sifat di atas.
Buah-buahan
Buah-buahan melambangkan buah dari
pencapaian spiritual yang membawa kita menuju buah akhir, yaitu penerangan
sempurna, yang merupakan tujuan akhir semua umat Buddha. Ini mendorong kita
untuk berusaha mencapai Penerangan Sempurna bagi kebahagiaan semua makhluk.
No comments:
Post a Comment