Friday, May 4, 2012

Diskriminasi Ciri Fisik / Fisiologis Manusia - Keberuntungan dan Kesialan Seseorang Dari Sisi Ciri Tubuh / Badan

Sat, 15/07/2006 - 10:22pm — godam64
Setiap orang terlahir dengan ciri fisik masing-masing tanpa bisa memilih seperti apa bentuk wajah, badan, kulit, rambut, kaki, tangan, dan lain sebagainya. Memiliki anggota tubuh yang kebetulan disukai oleh banyak orang akan memberikan banyak kemudahan, keberuntungan, kelebihan, dan sisi positif lainnya dibandingkan dengan orang yang ciri fisiknya mayoritas tidak banyak disukai.
Kecantikan dan ketampanan seseorang tidaklah mutlak, karena kecantikan dan ketampanan adalah suatu hal yang relatif nilainya. Penilaian pandangan seseorang

Misteri Cinta Abadi

Sepasang kerangka laki-laki dan perempuan zaman batu baru yang saling berpelukan erat tergali di Italia. Sepasang kerangka yang saling berpelukan hangat ini, menggoncang semua orang yang melihatnya. Arkeolog memperkirakan, bahwa sepasang kerangka ini telah terkubur kurang lebih 5.000-6.000 tahun lamanya di bawah tanah! pelukan selama 5.000 tahun ini bukan saja menggoncang arkeolog, bahkan masyarakat dunia.

Untuk mempertahankan gaya pelukan ini, ilmuwan belum memutuskan memisahkan potongan kerangka tersebut. “Kami akan tetap mempertahankan sikap mereka selama ini yaitu saling berpelukan.” Demikian ujar arkeolog Irena Mannorti yang menemukan sepasang kerangka ini.


KASIH SEORANG KAKAK


Di sebuah komplek rumah susun di Kota New York, seorang remaja dengan pakain compang-camping nampak membawa sebuah cermin kecil di tanganya. Ia mengangkat cermin itu tinggi-tinggi ke udara, mengayunkannya ke depan dan kebelakang, seraya memperhatikan jendela-jendela sempit dari rumah di lantai tertentu.

“Hei, kamu sedang berbuat apa?” tanya seorang laki-laki dewasa dengan nada kasar sambil memukul bahu remaja itu. “Kamu pasti sedang berbuat jahat kepada seseorang dengan melakukan ini.”


Orangtua mengoreksi anaknya


Pada suatu hari seorang ayah memberi tahu anaknya tentang betapa buruknya kebiasaan keluar malam dan keterlambatan bangun  pagi.

“Kamu tidak akan menjadi apa-apa,” katanya lebih lanjut, “kecuali kamu berubah. Ingat bahwa hanya burung yang bangun pagi bisa menangkap cacing.”

“Tapi bagaimana dengan cacing itu, ayah? Bukankah dia agak bodoh karena bangun terlalu pagi? Tanya anaknya.

“Nak,” jawab sang ayah itu denga sungguh-sungguh, “Cacing itu tidak tidur semalaman. Dia sedang dalam perjalanan pulang.”

Di Belakang Pria Hebat Ada Wanita Hebat.

Pada suatu hari Thomas, seorang Direktur perusahan terkenal di Jakarta, bersama istrinya sedang dalam perjalanan ke luar kota. Ketika itu dia tersadar bahwa bensin mobilnya hampir habis. Maka mereka mengisi bensin di sebuah pompa bensin yang sederhana, yang hanya punya satu mesi npompa. Sambil menunggu mobil diisi sekaligus dicek olinya, Pak Thomas berjalan mengitari pom untuk melemaskan kakinya.

Ketika kembali ke mobil, Pak Thomas melihat seorang petugas pompa bensin sedang asyik ngobrol dengan Bu Thomas. Obrolan mereka seketika berhenti. Pak Thomaspun membayar ongkos bensin.


Pahlawan kecil



Babe Ruth telah melakukan 714 kali putaran selama karirnya dalam cabang olah raga dan basball. Kali ini dia sedang bermain dalam sebuah pertandingan liga utama. Inilah pertandingan yang terakhir baginya dalam cabang ini. Pada saat itu, timnya, Braves sedang melawan Reds di Cincinnati. Tetapi Ruth rupanya tidak setangkas seperti biasanya. Ia gagal menangkap bola dan lemparannya sangat buruk. Dalam satu babak saja, seluruh nilai yang diperoleh Reds hampir semuanya lahir karena kesalahan yang dibuatnya.

Piagam paling Bergengsi


Pada suatu hari minggu pagi, seorang bapak amat asyik menata ruang tamu rumahnya yang baru saja selesai dipugar. Dia pikir, mungkin baik bila ruang tamu dijadikan semacam musium keluarga. Maka dia mulai menempatkan semua piala dan piagam penghargaan yang telah diterima olehnya dan juga oleh kedua anaknya. Kedua anaknya sudah sering kali memenangkan aneka perlombaan dalam bidang oleh raga dan seni.

Thursday, May 3, 2012

Ilmu Hitung Ibu


Ilmu Hitung Ibu

Pada suatu hari seorang guru matematika di sebuah sekolah dasar mengajukan sebuah pertanyaan kepada salah seorang muridnya yang bernama Joni.

“Anggablah ibumu membuat sebuah kue. Di rumahmu ada sepuluh orang, ibu dan ayahmu dan delapan saudaramu. Berapa besar bagian yang akan kau terima?”

“Sembilan, bu,” jawab Joni tanpa ragu sedikitpun.
“Tidak, tidak! Sekarang perhatikan lagi,” kata bu guru itu dengan cepat. “Di rumahmu ada sepuluh orang. Sepuluh, ingat! Tidakkah engkau tahu berapa besar bagianmu?”

MANUSIA KEPITING


From: "Handaka Vijjananda" <ehipassiko@time.net.my>

Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan kepiting sawah. Kepiting itu ukurannya kecil, namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu ditangkap pada malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom, tanpa diikat. Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus, lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari.
Yang menarik, tentu saja kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom, sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat. Namun, seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil buruannya selalu berusaha meloloskan diri.

Mitos Dalam Tradisi Valentine


– Selama beberapa tahun di Inggris, banyak anak kecil di dandani layaknya anak dewasa pada hari Valentine. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah sambil bernyanyi.
– Di Wales, para pemuda akan menghadiahkan sendok kayu pada kekasihnya pada hari kasih sayang itu. Bentuk hati dan kunci adalah hiasan paling favorit untuk diukir di atas sendok kayu tersebut.
– Pada jaman Romawi kuno, para gadis menuliskan namanya di kertas dan memasukkan ke dalam botol. lalu para pria akan mengambil sah satu kertas tersebut untuk melihat siapakan yang akan menjadi pasangan mereka dalam festifal tersebut.

Sejarah Hari Valentine



Sejarah Hari Valentine

Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan ‘Feast of Lupercalia.’
Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu.
Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya.

Wednesday, May 2, 2012

Jangan Lari Dari Diri Sendiri


Jangan Lari Dari Diri Sendiri
oleh: YM Bhikkhu Sri Paññavaro Mahathera     

Lebih dari 2530 tahun yang lalu, kurang lebih 600 tahun sebelum Masehi, ketika banyak negara di dunia ini belum beradab, saat teknologi sama sekali belum maju seperti sekarang; Petapa Gautama dengan kekuatan sendiri, mancari, berjuang, mempertaruhkan hidupnya, hingga tercapai Penerangan Sempurna. Perjuangan itu semata-mata didorong keagungan rasa kemanusiaan Beliau. Persoalan-persoalan penderitaan, kesengsaraan, kegagalan, menggerakkan nurani Beliau, untuk meninggalkan kedudukan sebagai putera mahkota, memilih menjadi Pengabdi Agung bagi dunia ini hingga hari ini.          

Meskipun lebih dari 2500 tahun yang lalu, suara Manusia Luar Biasa, Sang Buddha Gautama itu masih terdengar, semakin terdengar, dan lebih jelas didengar. Mengapa demikian? Suara Beliau mungkin kurang menarik. Kurang menarik bagi sementara orang, karena Sang Buddha Gautama hadir di tengah-tengah kita dengan pertama sekali meminta kita untuk: Jangan mengingkari diri sendiri! 

Dua Puluh Sembilan Buddha

                                                                                         Dua Puluh Sembilan Buddha

No
Nama Buddha
Sifat Utama
1
  Tanhankara
  Maha Perwira
2
  Medankara
  Maha Mulia
3
  Saranankara
  Maha Welas-asih
4
  Dipankara
  Cahaya Cemerlang
5
  Kondanna
  Junjungan Manusia
6
  Mangala
  Yang Maha Agung
7
  Sumana
  Pemberani Yang Berbudi Lemah Lembut
8
  Revata
  Penambah Kegembiraan, Kebahagiaan
9
  Sobhita
  Yang Penuh Kebajikan
10
  Anomadassi
  Manusia Utama
11
  Paduma
  Obor Semesta Alam
12
  Narada
  Pembimbing Yang Tiada Taranya
13
  Padumuttara
  Makhluk Yang Tiada Taranya
14
  Sumedha
  Yang Paling Mulia
15
  Sujata
  Pimpinan Jagad Raya
16
  Piyadassi
  Maha Junjungan Umat Manusia
17
  Atthadassi
  Yang Penuh Kasih-sayang
18
  Dhammadassi
  Penghalau Kegelapan
19
  Siddhatta
  Yang Tiada bandingnya Didunia
20
  Tissa
  Pemberi Karunia Yang Utama
21
  Phussa
  Yang Sempurna Ke Tujuan Akhir
22
  Vipassi
  Yang Tiada Saingannya
23
  Sikhi
  Pahlawan Cinta-kasih Tanpa Batas
24
  Vessabhu
  Penyebar Kebahagiaan Sejati
25
  Kakusandha (Krakucchanda)
  Penunjuk Jalan Para Musafir
26
  Konagamana (Kanakamuni)
  Yang Berusaha Tanpa Akhir
27
  Kassapa (Kasyapa)
  Cahaya Sempurna
28
  Gotama (Gautama)
  Kejayaan dalam Keluarga Gotama (Gautama)
29
  Matteya (Maitreya)
  Yang Penuh Dengan Cinta-kasih

Phala Kebaikan Hati


Seperti ribuan remaja lainnya, Margaret sedang berusaha mendapatkan suatu pekerjaan. Dia membaca tentang adanya lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan dan dia merencanakan untuk pergi ke sana.

Hari itu angin keras dan salju turu dengan deras. Di dalam bis, Margaret melihat ada beberapa gadis yang lebih cantik dan berpakaian lebih baik dari dirinya. Mereka turun dari Bis di tempat yang sama. Rupanya mereka juga ingin melamar pekerjaan di perusahaan itu. “Ya Tuhan,” Margaret berdoa dalam hati, “bantulah saya. Keluarga saya sangat membutuhkan uang.”

Hati-hati melarang


Hati-hati melarang

Seorang aktor kenamaan, pada suatu hari bercerita tentang dirinya sendiri. “Ketika masih kanak-kanak, saya jatuh cinta pada teater. Karena pada waktu itu belum ada bioskop, saya berkeliling menonton semua pertunjukkan panggung yang saya jumpai. Melihat itu, ayah saya memberi nasihat, “Nak, satu hal yang tidak pernah boleh engkau lakukan ialah pergi ke pertunjukkan tertutup yang mempertontonkan wanita-wanita telanjang.”

Tentu saja, saya balik bertanya, “Mengapa dad?”
Jawab ayah, “Karena engkau akan melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh engkau lihat.”

Jawaban ayah itu justru mengundang rasa ingin tahu saya. Maka pada suatu kesempatan, ketika saya punya cukup banyak uang saya pergi ke pertunjukkan tertutup itu. Ayah saya benar. Saya memang melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh saya lihat. Yaitu, ayah saya berdiri ada di sana!”

Relik / Saririka Dhatu

Relik / Saririka Dhatu


Relik dalam agama Buddha disebut juga Saririka Dhatu. Istilah ini terdiri dari dua kata yaitu: 'Saririka' yang artinya jasmani dan 'Dhatu' yang artinya susunan. Jadi Relik sebenarnya merupakan sisa jasmani dari seseorang yang dipercaya telah mencapai tingkat tertinggi dalam pelaksanaan Ajaran Sang Buddha Gotama. Relik ini bisa merupakan rambut, gigi, kuku, bulu, tulang maupun abus sisa kremasi. 
Relik merupakan suatu realita yang tidak mudah untuk didefinisikan serta sulit dipahami oleh alam pemikiran manusia nan terbatas.
Bagaimana terjadinya Relik?
Para pelaksana Buddha Dharma yang tekun dalam mempelajari dan melaksanakan Dharma, khususnya dengna melatih meditasi, mereka akan menggunakan energ pikirannya secara maksimal untuk berkonsentrasi. Akibanya, energi pikiran murni yang mereka pancarkan itu terserap oleh bagian-bagian tubuhnya sendiri. Selama bertahun-tahun tubuhnya diliputi oleh energi pikiran yang dahsyat ini. Karena itulah, ketika mereka meninggal dunia, beberapa bagian tubuhnya yang telah banyak menyerap energi ini menjadi berubah bentuk, mengkristal. Inilah yang disebut Relik.
Apakah kelebihan Relik?

Hari Raya Waisak


Hari Waisak
Waisak adalah peristiwa tahunan yang terpenting bagi umat Buddha. Pada saat itu diperingati Kelahiran, Pencapaian Penerangan Sempurna dan Parinirvana dari Buddha. Ketiga peristiwa ini jatuh pada bulan purnama, bulan kelima penanggalan bulan. Peristiwa ini dihormati oleh jutaan umat Buddha di seluruh dunia. Ini merupakan perayaan untuk kegembiraan dan kebaikan bagi semua. Ini juga merupakan kesempatan untuk melihat kembali perkembangan spiritual kita.
Bagi beberapa umat Buddha, ibadah Waisak dimulai pagi-pagi benar ketika mereka berkumpul di vihara untuk melaksanakan delapan sila. Yang lain mungkin bergabung dengan ibadah umum untuk mengikuti upacara dengan mengambil tiga perlindungan, menjalankan lima sila, membuat persembahan di altar dan memanjatkan pujian. Mereka juga mengikuti prosesi dan pradaksina, serta mendengarkan khotbah Dharma.
Di beberapa vihara, umat Buddha mengambil bagian dalam upacara pemandian patung bayi Pangeran Siddharta (Buddha saat Beliau masih seorang pangeran) yang diletakkan di kolam bertaburan bunga. Air yang wangi di gayung dengan sendok besar dan dituangkan ke patung itu. Ini melambangkan penyucian perbuatan-perbuatan jahat seseorang dengan perbuatan baik.
Beberapa umat Buddha juga melaksanakan vegetarian di hari ini dengan mengingat ajaran Cinta Kasih universal. Pada hari ini vihara-vihara dihias indah dengan bendera Buddhis dan lampu-lampu, dan altar dipenuhi bunga-bunga, buah-buahan dan persembahan lainnya.

Puja


Puja
Puja dilakukan dengan membaca secara beralun untuk mengulang ajaran Buddha. Disamping membantu daya ingat, puja mempunyai efek menenangkan, baik bagi pembacanya maupun pendengarnya. Puja seharusnya dilakukan dengan hikmat, penuh perhatian, dan energi. Seperti meditasi, puja membantu seseorang berkonsentrasi dan mengembangkan keadaan batin yang tenang.
Ucapan-ucapan Buddha juga dapat dibacakan dengan penuh perhatian pada Tiga Permata, di kala muncul rasa takut dan godaan, baik yang muncul dari luar maupun dari dalam diri seseorang, sehingga godaan itu dapat diatasi. Ini bis terjadi karena Tiga Permata bebas dari segala macam kotoran dan rintangan seperti ketamakan, amarah, dan ketidaktahuan. Puja bisa dilakukan dalam segala bahasa. Bahasa-bahasa yang populer antara lain adalah Pali (Pali merupakan bahasa yang digunakan Buddha), Sanskerta, Mandarin, Tibet, Thai, Inggris dan sebagainya.
Umat perumah-tangga biasanya melakukan puja di pagi dan sore hari. Tujuan melakukan puja pagi adalah mengingatkan seseorang untuk sadar akan ajaran yang telah diulang, sepanjang hari . Tujuan melakukan Puja sore hari adalah untuk melihat kembali apakah sepanjang hari tersebut ia telah melakukan apa yang telah ia tetapkan di pagi harinya. Walaupun pilihan puja berbeda-beda dari satu tradisi ke tradisi yang lain, beberapa isi puja yang umum meliputi: Pernyataan Perlindungan, Pancasila, Pujian pada Tiga Permata, Sutra, Mantra, Penghormatan pada para Buddha dan Bodhisattva, Pengakuan Kesalahan, Bergembira dalam Jasa Kebajikan, dan Penyaluran Jasa Kebajikan.

Makna dan Lambang Buddhis

Bersujud
Bersujud di hadapan patung Buddha bukanlah memuja berhala. Ini merupakan ungkapan rasa hormat yang mendalam. Sujud merupakan pernyataan bahwa Buddha telah mencapai Penerangan Sempurna dan Tertinggi. Dengan melakukan ini seseorang dapat menekan keinginan, perasaan menang sendiri, dan menjadi lebih siap mempelajari ajaran Buddha.

Beranjali
Meletakkan kedua telapak tangan di depan dada (anjali) merupakan suatu tradisi untuk menyatakan penghormatan tertinggi kepada Tiga Permata. Ketika seorang umat Buddha menyapa yang lain, mereka mengatupkan kedua telapak tangan seperti sekuntum bunga teratai yang kuncup, sedikit membungkukkan badan, dan dengan perlahan berkata “Sekuntum teratai (simbol kesucian dalam Agama Buddha) untukmu, seorang Buddha di masa depan.” Salam ini memberikan pengakuan adanya benih-benih Penerangan Sempurna atau benih Kebuddhaan di dalam diri orang lain oleh karenanya kita mengharapkan kebaikan dan kebahagiaan untuknya. Meletakkan kedua telapak tangan juga mempunyai efek pemusatan dan penenangan pikiran.

Kapankah Tumimbal Lahir Dimulai?


Mungkin kita pernah menanyakan hal berikut pada diri kita masing-masing:
Kapankah Tumimbal Lahir Dimulai?
Kesadaran kita yang berlanjut dari kehidupan yang sati ke kehidupan yang selanjutnya tidaklah berawal - Proses ini tidak terbatas dan terus menerus. Setiap momen dalam kesadaran kita merupakan kelanjutan dari momen sebelumbnya. Siapa diri kita, dan apa yang kita pikirkan dan rasakan sekarang, tergantung dari siapa kita kemarin. Kesadaran kita sekarang adalah kelanjutan dari kesadaran kita sebelumnya. Suatu momen dalam kesadaran kita diakibatkan oleh  momen sebelumnya. Keberlangsungan ini dapat dilacak kembali sampai kita masih kecil, bahkan sewaktu kita masih dalam kandungan ibu kita. Bahkan sebelum kita dilahirkan, arus kesadaran kita telah ada di tubuh yang lain.
Dengan menggunakan contoh garis bilangan, melihat ke kiri sebelum posisi nol, tidak ada angka negatif yang pertama, dan lihat ke kanan banyak terdapat angka-angka yang tidak ada habisnya - satu per satu dapat selalu ditambahkan. Seperti arus kesadaran kita yang tidak memiliki awal dan akhir, kita semua sudah mengalami berjuta-juta kali kelahiran, dan kesadaran kita akan terus menerus ada. Dengan menyucikan arus kesadaran kita, kita dapat membuat keberadaan kita di masa yang akan datang menjadi lebih baik.

Penjelasan Mengenai Dana


Penjelasan Mengenai Dana
Oleh : Bhikkhu Ledi Sayadaw (almarhum)
Penggolongan Menurut Pasangan Dua
  1. AMISA DANA dan DHAMMA DANA

    Amisa Dana : Pemberian dalam bentuk materi (termasuk uang)
    Dhamma Dana: Pemberian berupa pengetahuan Dhamma, misalnya: mengajar, memberikan khotbah, menulis, menerbitka dan memberi buku-buku Dhamma.
    Dari keduanya, Dhamma Dana memberikan hasil atau vipaka yang lebih tinggi dan berguna. Karena “SABDA DANAM DHAMMA DANAM JINATI”, artinya: dari semua pemberian, pemberian DHamma-lah yang tertinggi. Amisa Dana menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan materi. Dhamma Dana menghasilkan timbulnya kebijaksanaan dan pengetahuan.
  2. SAKKACA DANA dan ASAKKACCA DANA
Sakkacca Dana: Pemberian dengan hati-hati, sopan dan penuh hormat.
Asakkacca Dana : Pemberian tanpa sifat-sifat tersebut di atas. Misalnya memberikan makanan kepada hewan, tanpa memperhatikan segi-segi kebersihan dan sebagainya.

Jika Asakkacca Dana menghasilkan buah maka seseorang akan mendapatkan sikap yang kurang hormat atau kasar dari teman-teman, anak-anak atau pelayan-pelayannya.

Bulan Buddhis


Bulan Buddhis
Nama hari-hari suci utama agama Buddha yaitu Hari Suci Waisak, Asadha, Kathina dan Magha Puja, yang terutama dirayakan oleh aliran Selatan (Theravada) adalah berasal dari nama-nama bulan Buddhis.
Nama Nama Bulan Buddhis
No.
Nama Buddha
Sifat Utama
   Arti
1
  Januari
  Pussa
  Kapas
2
  Febuari
  Magha
  Kera
3
  Maret
  Phaggnuma
  Langit-langit
4
  April
  Citta
  Mata-Buaya
5
  Mei
  Vesakha / Waisak
  Lengan Wanita
6
  Juni
  Jetta
  Gajah
7
  Juli
  Usabha / Asadha
  Sapi Jantan Pembawa Jalan
8
  Agustus
  Savana
  Pos Kemenangan
9
  September
  Bhaddapada
  Kaki Singa
10
  Oktober
  Assyuja
  Rumah
11
  November
  Kattika / Kathina
  Anak Ayam
12
  Desember
  Migasira 
  Hidung Domba


Tuesday, May 1, 2012

Cara untuk menghadapi kebencian

Gan.. bagi yang suka benci membenci ada Banyak cara untuk menghadapi kebencian bisa dengan menggunakan cara ini, biar masalah besar menjadi kecil, masalah kecil menjadi tidak ada... berikut caranya yang bisa dicoba:

1. Sabar, inilah yang kata yang paling ampuh menghadapi berbagai ulah, orang-orang yang tak seide atau bahkan bertentangan atau berlawanan, bahkan bisa jadi seperti ” benalu” di sebuah pohon, kemana orang yang dibencinya bergerak, orang ini akan mengikutinya dan membuat komen yang bisa saja menjengkelkannya, karena memang itu tujuannya. Orang seperti ini sengaja membuat marah, hobinya yang “menghantam” pihak lain. Begitu juga yang terjadi di kantor, di lingkungan tetangga dan lain sebagainya, ada saja orang yang “menghantam” orang lain karena beda aliran, paham, partai politik dan lain sebagainya, baik dilakukan terang-terangan maupun diam-diam. Bahkan bila yang dibenci adalah musuh politiknya, maka racunpun bicara!

ALEXANDER


SIR ALEXANDER CUNNINGHAM

            Orang berikutnya yang hidupnya kita akan selidiki bukanlah orang yang ke Tanah Tengah sebagai peziarah, tetapi sejak banyak dari para peziarah modern yang melihat tempat-tempat suci Buddhis adalah berkenaan dengan usaha dia, kita tidak dapat mengabaikan dia begitu saja. Alexander Cunningham dilahirkan pada tahun 1814 dan tiba di India pada tahun 1833 sebagai letnan dua. Ia terlihat melakukan servis aktip pada beberapa kejadian, dan kemudian membuat dirinya sendiri menjadi terkenal sebagai seorang administrater, penyelidik serta insinyur.

            Tak lama sesudah ia datang, ia mengembangkan suatu daya tarik terhadap India kuno, dan selama ia melakukan perjalanan ekstensip melalui India bagian utara kusus bagian lembah-lembahnya, ia selamanya tidak pernah kehilangan kesempatan untuk mengunjungi beribu-ribu vihara, benteng-benteng pertahanan dan monumen-monumen kuno lain yang terletak berserakan dibentangan alam sana. Pada jaman itu archeologi adalah baru merupakan ilmu pengetahuan awam atau bayi, tepatnya satu tingkat lebih tinggi dari berburu harta karun serta perampokan yang gawat, namun demikian motip utama dari Cunningham kiranya telah menjadi keinginan asli atau murni untuk lebih memahami sejarah India kuno, suatu sejarah yang hampir-hampir tidak diketahui secara total oleh orang-orang India sendiri dan hanya dipahami samar-samar oleh orang Eropa.

Donor Organ Tubuh Menurut Agama Buddha


Donor Organ Tubuh Menurut Agama Buddha
oleh: P. Sabar

Sumber:
Jalan Tengah No. 2/Tahun Ke I/9 November 1988; Yayasan Dhamma Dipa Arama; Jakarta.
x
Dalam ajaran agama Buddha terdapat apa yang disebut Upa-Paramita, yaitu memberikan organ tubuhnya untuk menolong makhluk lain. Hal ini cukup banyak kita jumpai dalam contoh-contoh ceritera Jataka. Misalnya Sang Bodhisatta memberikan dagingnya, bahkan hidup-Nya demi kebahagiaan atau menolong makhluk lain yang terancam hidupnya dari kelaparan atau kebuasan makhluk lain. Misalnya Sang Bodhisatta memberikan daging-Nya kepada seekor burung rajawali untuk menolong seekor burung merpati yang mau dimangsanya.
Bhikkhuni Subha dengan rela menyerahkan sepasang biji matanya, kepada pemuda iseng yang tergila-gila kepadanya, yang tak tahan melihat kecantikannya dengan sorot matanya yang menggiurkan. Tindakan Bhikkhuni Subha ini tidak disalahkan oleh Sang Buddha, bahkan secara ajaib Sang Buddha mengembalikan bola mata itu ke tempatnya semula, sehingga Bhikkhuni Subha dapat melihat kembali.
Upa-Paramita merupakan salah satu syarat dari beberapa syarat yang dibutuhkan bagi seorang Bodhisatta untuk mencapai tingkat kebuddhaan.
Seperti halnya seseorang yang berusaha untuk mendapatkan sandang dan pangan, ia bersedia merendahkan dirinya untuk melayani orang lain, bahkan bersedia diperbudak untuk menyenangkan orang lain. Maka begitu pula sikap seorang Bodhisatta yang senantiasa mengharapkan kesejahteraan dan kebahagiaan setiap makhluk dengan setiap saat melatih diri dalam Dana Paramita untuk menjadikan dirinya bermanfaat bagi makhluk lain. Hal ini dilakukan dengan penuh kesadaran. Apapun yang dimilikinya entah organ tubuhnya, maupun anggota lainnya (tangan, kaki, mata, daging, ginjal, dan sebagainya) akan diberikan tanpa perasaan bimbang atau kecil hati. Dia merasa tidak memiliki keterikatan/kemelekatan lagi terhadap benda-benda maupun organ tubuhnya yang dia berikan demi kebahagiaan atau menolong makhluk lain yang terancam hidupnya. (Bhikkhu Bodhi, The All Embracing Net of Views, Buddhist Publication Society, Srilangka, halaman 290-291).