Punabbhava terdiri dari dua gabungan kata yaitu Puna (lagi) dan bhava (jadi, menjadi). Jadi arti punabbhava adalah menjadi lagi atau dalam pengertian lain lahir
kembali.
Dalam
“Paticcasamuppadda”, bahwa
“keinginan” menimbulkan “ikatan”, ikatan menimbulkan “arus penjelmaan”, “arus
penjelmaan” menimbulkan “tumibal lahir”. Keinginan-keinginan dari seorang yang
meninggal pasti akan menimbulkan ikatan, dan ikatan pasti akan menimbulkan arus
penjelmaan, arus penjelmaan kemudian akan menimbulkan tumibal lahir atau
kelahiran.
Seorang
yang meninggal dunia, kesadaran ajal (cuti-citta)
mendekati kepadaman dan di dorong oleh kekuatan-kekuatan kamma. Padamnya kesadaran ajal langsung menimbulkan kesadaran
penerusan (patisandhi-vinnana) atau
menjalar kedalam badan yang baru untuk timbul pada 31-Alam-Kehidupan sesuai
dengan kammanya. Dalam kata lain
kesadaran seseorang yang meninggal dunia “menjalar” kedalam badan baru, sesuai
dengan kammanya dinamakan “Patisandi citta”.
Sang
Buddha mengajarkan bahwa “tanha” atau
keinginanlah yang merupakan prinsip penggerak arus kehidupan ini. Dan arus
kehidupan ini akan terus bergerak selama “tanha”
masih ada.
# Proses Berpikir #
Menurut Abhidhamma, dalam keadaan biasa pada
saat berpikir terdapat 17 getarean kesadaran, yang berlangsung dengan cepat,
yaitu:
- Bhavanga Atita yaitu
kesadaran tak aktif lampau.
- Bhavanga Calana adalah
kesadaran yang bergetar.
- Bhavanga Upaccheda yaitu
tahap pada waktu Bhavanga Celana
berhenti.
- Pancadvaravajjhana atau
kesadaran mengarah pada lima pintu indria
- Pancavinnana yaitu
lima kesadaran
- Sampaticchana yaitu
kesadaran menerima
- Santirana yaitu kesadaran pemeriksa
8. Votahapana yaitu
kesadaran memutuskan
9-15. Javana yaitu kesadaran implus
16-17. Tadalamana yaitu
kesadaran merekam
# Proses Kematian #
Proses
kematian hanya berbeda sedikit dengan proses berpikir dalam keadan biasa atau
normal. Adapun proses kematian yaitu sebagai berikut;
1. Bhavanga Atita
adalah keadaan kesadaran tak berbeda dangan proses berpikir biasa
2. Bhavanga Calana
yaitu kesadaran yang bergetar
3. Bhavanga Upaccheda
yaitu proses berpikir orang yang akan segera meninggal
4. Manodvaravajjana
yaitu kesadaran yang mengarah pada 5 pintu indriya pikiran
5. Marana Javana citta
yaitu implus Javana mendekati
kematian yang merupakan tahap psikologis yang penting. Salah satu dari dari
tiga obyek pikiran atau tanda kematian yang muncul pada tahap ini adalah;
Ø Kamma Aramana
(obyek kamma)
Ø Kamma Nimita
Aramana (obyek bayangan kamma)
Ø Gati Nimitta Aramana (obyek
simbol kamma)
6.
Tadalambana muncul setelah tahap kesadaran implus dari Maranasanna Javana Citta
7.
Cuti-Citta (kesadaran kematian) adalah kesadaran terahir
yang ada pada kehidupan sekarang
8.
Patisandhi Vinnana (kesadaran kelahiran kembali)
# Proses Kelahiran Kembali #
Proses kelahiran
kembali hanya berlangsung lima tahap pada batin seeorang yaitu:
1.
Patiandhi vinnana
2.
Bhavanga Citta
3.
Manodvaravajjhana
4.
Javana
5.
Bhavanga Atita
Kehidupan
manusia dan makhluk lain hanya tergantung pada jasmani dan batin. Secara teknis
batin dibicarakan sebagai kesadaran yang selalu berubah-ubah. Dalam keterangan
diatas kita menemukan banyak macam kesadaran dengan nama yang berbeda-beda,
tetapi kesadaran itu hanya satu pada setiap saat. Perubahan nama kesadaran
karena kesadaran itu sendiri berubah-ubah.
Sumber;
Pokok-pokok dasar agama Buddha II,
Universitas Terbuka, 1994-1995, Mulyadi Wahyono, S.H.
No comments:
Post a Comment